BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena yang muncul dalam sistem persekolahan yang ada sekarang ini
cenderung memperlakukan siswa secara kurang adil dan kurang humanistis. Siswa
pandai diberi label unggul dengan segala fasilitas yang diberikannya, sementara
siswa yang di kelas tak unggul memperoleh label kurang dan predikat negatif
yang lain. Siswa pada kelompok unggul berkompetisi secara keras dan cenderung
individualistik. Sementara siswa di kelas tidak unggul merasa tidak mampu, dan
frustasi. Selain itu salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk kemampuan berpikir didalam kelas diarahkan pada kemampuan
anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika peserta
didik kita lulus dari sekolah mereka pintar secara teoritis akan tetapi miskin
akan aplikasi. Oleh sebab itu seorang pendidik harus memiliki kemampuan
mendisain strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi
dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang
ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat
dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas
berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau
kelebihan yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih mengembangkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui
kegiatan kerjasama dalam kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah dapat menarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pembelajaran kooperatif?
2. Apa saja unsur-unsur dan karakteristik
pembelajaran kooperatif?
3. Apa saja tipe-tipe dari pembelajaran
kooperatif?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran
kooperatif?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pemakalah dapat menarik
tujuan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang pengertian dari pembelajaran
kooperatif.
2.
Mengerti
apa saja unsur-unsur dan karakteristik dari pembelajaran kooperatif.
3. Mengetahui tipe-tipe dari pembelajaran
kooperatif.
4. Mengerti kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran kooperatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran Kooperatif Adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
B. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pada dasarnya
manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu manusia saling asah, asih,
asuh ( saling mencerdaskan ). Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan saling
menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar
( learning community ). Siswa tidak hanya terpaku belajar pada guru, tetapi
dengan sesama siswa juga.
Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan
interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman
yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.
C. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Didalam
pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen yang berkaitan. Menurut
Lie ( 2004 ) :
1.
Saling
ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru
menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau
yang biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai
melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan
tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran,
saling ketergantungan hadiah.
2.
Interaksi tatap
muka
Dengan hal ini dapat memaksa siswa
saling bertatap muka sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya
dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa
akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.
3.
Akuntabilitas
individual
Pembelajaran kooperatif menampilkan
wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian
ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua kelompok
mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat
memberikan bantuan,maksudnya yang dapat mengajarkan kepada temannya. Nilai
kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok
harus memberikan kontribusi untuk kelompnya. Intinya yang dimaksud dengan
akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada
rata-rata penguasaan semua anggota secara individual.
4.
Keterampilan
menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan
sosial dalam menjalin hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa yang tidak
dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga
siswa lainnya.
D. UNSUR – UNSUR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Roger
dan David Johnson ada 5 unsur dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu :
1.
Positive
interdependence ( saling ketergangtungan positif )
Unsur
ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2 pertanggungjawaban
kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut.
Beberapa cara
membangun saling ketergantungan positif yaitu :
a) Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya
terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota
kelompok mencapai tujuan.
b) Mengusahakan agar
semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka
berhasil mencapai tujuan.
c) Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap
peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas
kelompok.
d) Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas
atau peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan
saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.
2.
Personal
responsibility ( tanggung jawab perorangan )
Tanggung
jawab perorangan merupakan kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat
oleh kegiatan belajar bersama.
3.
Face to face
promotive interaction ( interaksi promotif )
Unsur
ini penting untuk dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri – ciri
interaksi promotif adalah :
a.
Saling membantu
secara efektif dan efisien
b.
Saling memberi
informasi dan sarana yang diperlukan
c.
Memproses
informasi bersama secara lebih effektif dan efisien
d.
Saling
mengingatkan
e.
Saling percaya
f.
Saling
memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama
4.
Interpersonal
skill ( komunikasi antar anggota / ketrampilan )
Dalam
unsur ini berarti mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian
tujuan peserta didik, maka hal yang perlu dilakukan yaitu :
a.
Saling mengenal
dan mempercayai
b.
Mampu
berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c.
Saling menerima
dan saling mendukung
d.
Mampu
menyelesaikan konflik secara konstruktif.
5.
Group processing
( pemrosesan kelompok )
Dalam
hal ini pemrosesan berarti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat
diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari
anggota kelompok. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas anggota
dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.
Meningkatkan
hasil belajar akademik
Meskipun
pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan social, tetapi juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep – konsep yang sulit.
2.
Penerimaan
terhadap keragaman
Pembelajaran
kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbada latar belakang dan kondisi
untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama.
3.
Pengembangan
ketrampilan sosial
Mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi untuk saling berinteraksi
dengan teman yang lain.
F. PERBEDAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
PEMBELAJARAN TRADISIONAL
Kelompok
Belajar Kooperatif
|
|
Kelompok
Belajar Tradisional
|
|
Adanya saling ketergantungan positif, saling
membantu dan saling memberikan
motivai sehingga ada interaksi promotif.
|
|
Guru sering membiarkan adanya siswa yang
mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.
|
|
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur
penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan
balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan
bantuan.
|
|
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga
tugas- tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan
anggota kelompok lainnya hanya ‘enak-enak saja’ diatas keberhasilan
temannya yang dianggap ‘ pemborong’.
|
|
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dsb sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
|
|
Kelompok belajar biasanya homogen
|
|
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau
bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.
|
|
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau
kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
|
|
Ketrampilan social yang diperlukan dalam kerja
gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomu nikasi, mempercayai
orang lain dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.
|
|
Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan secara
langsung.
|
|
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung,
guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika
terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok.
|
|
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering
dilakukan oleh guru pada saat belajarkelompok sedang berlangsung.
|
|
Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok
yang terjadi dalam kelompok – kelompok belajar.
|
|
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok
yang terjadi dalam kelompok – kelompok belajar.
|
|
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas
tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai).
|
|
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
|
|
|
G. KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Keuntungan pembelajaran kooperatif
diantaranya adalah :
- Meningkatkan
kepekaan dan kesetiakawanan sosial
- Memungkinkan
para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan.
- Memudahkan
siswa melakukan penyesuaian sosial.
- Memungkinkan
terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
- Menghilangkan
sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
- Membangun
persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
- Berbagi
ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
- Meningkatkan
rasa saling percaya kepada sesama manusia.
- Meningkatkan
kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
- Meningkatkan
kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
- Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin,
normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas
H. SINTAK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
FASE – FASE
|
|
PERILAKU GURU
|
|
Fase 1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan dan memper siapkan peserta
didik
|
|
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan
peserta didik siap belajar.
|
|
Fase 2 : present information
Menyajikan informasi
|
|
Mempresentasikan informasi kepada paserta didik
secara verbal.
|
|
Fase 3 : organize students into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim – tim
belajar
|
|
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi
yang efisien.
|
|
Fase 4 : assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
|
|
Membantu tim- tim belajar selama peserta didik mengerjakan
tugasnya.
|
|
Fase 5 : test on the materials
Mengevaluasi
|
|
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai
berbagai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
|
|
Fase 6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau penghargaan
|
|
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan
prestasi individu maupun kelompok.
|
|
|
I. TEKNIK – TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.
Metode STAD ( Student Achievement Divisions )
Metode
ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan – kawan dari universitas John
Hopkins. Metode ini digunakan para guru untuk mengajarkan informasi akademik
baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penilaian verbal maupun tertulis.
Langkah – langkahnya :
a.
Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau
tim, masing – masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (
tinggi, sedang, rendah ).
b.
Tiap anggota tim/kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian
saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau
diskusiantar sesama anggota tim/ kelompok.
c.
Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang
telah dipelajari.
d.
Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan
ajar, dan kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi
atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang – kadang beberapa atau
semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu criteria atau srandar
tertentu.
2.
Metode Jigsaw
Langkah –
langkahnya :
a.
Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5
siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b.
Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
c.
Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung
jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut (kelompok pakar
/ expert group).
d.
Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula ( home teams )untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah
dipelajari dalam kelompok pakar.
e.
Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “ home teams “ para
siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
3. Metode
G ( Group Investigation )
Metode ini
dirancang oleh Herbet Thelen dan diperbaiki oleh Sharn. Dalam metode ini siswa
dilibatkan sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun mempelajari
melalui investigasi. Dalam metode ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam komunikasi dan proses memiliki kelompok.
Langkah-langkahnya
:
a.
Seleksi topik
b.
Merencanakan kerjasama
c.
Implementasi
d.
Analisis dan sintesis
e.
Penyajian hasil akhir
f.
Evaluasi selanjutnya
4. Metode struktural
Metode ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang menekankan pada struktur – struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola – pola interaksi siswa.
Contoh
teknik pembelajaran metode struktural yaitu :
a.
Mencari Pasangan ( Make a Match )
Dikembangkan
oleh Larana Curran, dimana keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang
menyenangkan. Langkah – langkahnya :
1) Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk
sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian ).
2) Setiap
siswa mendapat satu buah kartu.
3) Setiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
4) Siswa
bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang
cocok.
5) Para
siswa mendiskusikan penyelesaian tugas secara bersama – sama.
6)
Presentasi hasil kelompok atau kuis.
b.
Bertukar Pasangan
Langkah –
langkahnya :
1) Setiap
siswa mendapatkan satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau siswa
melakukan prosedur / teknik mencari pasangan.
2) Guru
memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3) Setelah
selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4) Kedua
pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing – masing pasangan yang baru ini
kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5) Temuan
baru yang didapatkan dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan
semula.
c.
Berkirim Salam dan Soal
Langkah –
langkahnya :
1) Guru
membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk
menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa
mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
2) Kemudian
masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan
salam dan soal dari kelompoknya.
3) Setiap
kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4) Setelah
selesai jawaban masing – masing kelompok dicocokan dengan jawaban kelompok yang
membuat soal.
d.
Bercerita Berpasangan
Teknik ini
menggabungkankegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Langkah –
langkahnya :
a) Pengajar
membagi bahan pelajaran menjadi dua bagian.
b) Pengajar
memberikan pengenalan topik yang akan dibahas dalam pelajaran.
c) Siswa
dipasangkan
d) Bagian
pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan siswa yang kedua
menerima bagian yang kedua.
e) Kemudian
siswa disuruh membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing
f) Sambil
membaca/mendengarkan siswa mencatat beberapa kata atau frase kunci yang ada
dalam bagian masing-masing.
g) Siswa
berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan berdasarkan
kata kunci.
h) Setelah
selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil
karangan mereka.
i) Pengajar
membagiakan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing –masing siswa.
j) Diskusi
mengenai topik tersebut.
e.
Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stay )
Langkah-langkahnya
:
1) Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok berempat.
2) Siswa bekerjasama
dalam kelompok berempat seperti biasa.
3) Setelah
selesai, dua orang dari masing – masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya
dan masing – masing bertamu ke dua kelompok lain.
4) Dua orang
yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka.
5) Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
6) Kelompok
mencocokan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.
f.
Keliling Kelompok
Langkah –
langkahnya :
1) Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan
pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2) Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3) Demikian
seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam
atau dari kiri ke kanan.
g.
Kancing Gemerincing
Langkah-langkahnya
:
1) Guru
menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing – kancing atau benda kecil
lainnya.
2) Sebelum
kelompok memulai tugasnya setiap siswa dalam masing – masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan.
3) Setiap
kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan
salah satu kancingnya dan meletakkan di tengah – tengah.
4) Jika
kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
5. Think – Pair – Share
Langkah-langkah
:
a.
Thinking : guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan
pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
b.
Pairing : guru meminta peserta didik berpasang – pasangan. Member kesempatan
kepada pasangan – pasangan untuk berdiskusi.
c.
Sharing : hasil diskusi intersubjektif di tiap – tiap pasangan
hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini
diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstuksian pengetahuan
secara integratif.
6. Numbered Heads Together
Langkah –
langkahnya :
a.
Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok kecil
b.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap – tiap
kelompok. Pada kesempatan ini tiap – tiap kelompok menyatukan kepalanya “ Heads
Together” berdiskusi memikirkan jawaban.
c.
Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor yang sama dari
tiap – tiap kelompok dan memberi kesempatan untuk menjawab.
d.
Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
7. Bamboo Dancing
Langkah –
langkahnya :
a.
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru.
b.
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar dan berpasangan.
c.
Membagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau
dibahas ( diskusi ).
d.
Usai berdiskusi pasangan berubah dengan menggeser posisi mengikuti arah jarum
jam sehingga tiap- tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan berbagi
informasi, demikian seterusnya hingga kembali kepasangan awal.
e.
Hasil diskusi tiap – tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan
kepada seluruh kelas
f.
Guru memfasilitasi terjadinya intersubjektif, dialog interaktif,
Tanya jawab sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diobjektivikasi dan
menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.
8. Point – Counter
– Point
Langkah –
langkahnya :
a.
Guru memberi pelajaran yang terdapat isu – isu kontroversi.
b.
Membagi peserta didik ke dalam kelompok – kelompok dan posisinya berhadap –
hadapan.
c.
Tiap – tiap kelompok diberi kesempatan untuk merumuskan argumentasi
– argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.
d.
Setelah berdiskusi maka mereka mulai berdebat menyampaikan argumentasi sesuai
pandangan yang dikembangkan kelompoknya. Kemudian minta tanggapan, bantahan
atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama.
e.
Buat evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai
titik temu dari argumentasi – argumentasi yang telah mereka munculkan.
9. The Power of
Two
Langkah –
langkahnya :
a.
Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran yang kritis.
b.
Minta peserta didik menjawab pertanyaan yang diterimanya secara perorangan.
c.
Minta peserta didik mencari pasangan, dan masing – masing saling
menjelaskan jawabannya kemudian menyusun jawaban baru yang disepakati bersama.
d.
Membandingkan jawaban – jawaban tersebut dengan pasangan lain sehingga paserta
didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih integrative.
e.
Buat rumusan – rumusan rangkuman sebagai jawaban – jawaban atas
pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan konstruksi atas
keseluruhan pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi.
10. Listening Team
Langkah-langkahnya
:
a.
Diawali dengan pemaparan meteri pembelajaran oleh guru.
b.
Guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok dan setiap kelompok memiliki
peran masing – masing, misalnya:
Kelompok 1 :
kelompok penanya
Kelompok 2 :
kelompok penjawab dengan perspektif tertentu
Kelompok 3 :
kelompok penjawab dengan perspektif yang berbeda dari kelompok 2
Kelompok 4 :
kelompok yang bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
c.
Munculkan diskusi yang aktif karena adanya perbedaan pemikiran
sehingga dikusi menjadi berkualitas.
d.
Penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh
peserta didik dalam diskusi.
J. METODE-METODE PENDUKUNG
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. PQ4R
Pengalaman
awal dapat dibangun melalui aktivitas membaca sehingga peserta didik akan
memiliki stock knowledge. Langkah – langkahnya :
a) P ( Preview ) yaitu peserta didik
menemukan ide – ide pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan.
b) Q ( Question ) yaitu peserta didik
merumuskan pertanyaan – pertanyaan untuk dirinya sendiri yang diarahkan pada
pembentukan pengetahuan deklaratif, structural dan pengetahuan procedural.
c) R ( Read ) yaitu peserta didik
membaca secara detail dari bahan bacaaan yang dipelajarinya sehingga paerta
didik diarahkan mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang dirumuskannya.
d) R ( Reflect ) yaitu peserta didik
memahami apa yang dibacanya.
e) R ( Recite ) yaitu peserta didik
merenungkan kembali apa yang dibacanya dan mampu merumuskan konsep – konsep,
menjelaskan hubungan antar konsep dan mengartikulasikan pokok – pokok penting
yang telah dibacanya.
f) R ( Review ) yaitu peserta didik
merangkum atau merumuskan intisari dari bahan yang telah dibacanya. Peserta
didik mampu merumuskan kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan – pertanyaan
yang telah diajukannya.
2. Guided Note Taking
Merupakan
metode catatan terbimbing yang dikembangkan agar metode ceramah yang dibawakan
guru mendapat perhatian siswa. Langkah – langkahnya :
a) Memberikan
bahan ajar misalnya yang berupa handout dari materi ajar yang disampaikan
dengan metode ceramah kepada peserta didik.
b) Mengosongi sebagian
poin – poin yang penting sehingga terdapat bagian – bagian yang kosong dalam
handout tersebut
c) Menjelaskan
kepada peserta didik bahwa bagian yang kosong dalam handout memang sengaja
dibuat agar peserta didik tetap berkonsentrasi mengikuti pelajaran.
d) Selama ceramah
berlangsung peserta didik diminta untuk mengisi bagian yang kosong tersebut.
e) Setelah
penyampaian materi selesai, minta peserta didik membacakan handoutnya.
3. Snowball Drilling
Metode ini dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan
yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan – bahan bacaan. Peran guru
adalah mempersiapkan paket soal – soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola
salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi. Langkah –
langkahnya :
a) Peserta didik di tunjuk arau
diundi satu persatu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
b) Jika peserta didik pertama berhasil
menjawab maka paserta didik tersebut berhak menunjuk teman yang lainya untuk
menjawab soal berikutnya. Tetapi jika peserta tersebut gagal manjawab
pertanyaan pertama maka dia harus menjawab pertanyaan berikutnya hingga
berhasil menjawab.
c) Diakhir pelajaran guru memberikan
ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik.
4. Concept Mapping
Langkah – langkahnya :
a) Guru mempersiapkan potongan –
potongan kartu yang bertuliskan konsep – konsep utama.
b) Guru membagikan potongan – potongan
kartu yang bertuliskan konsep – konsep utama kepada peserta didik.
c) Memberi keempatan kepada peserta
didik untuk mencoba membuat peta yang menggambarkan hubungan antar konsep. Dan
membuat garis hubung serta menuliskan kata atau kalimat yang menjelaskan
hubungan antar konsep.
d) Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik
dan bandingkan dengan konsep yang benar dan dibahas satu persatu.
e) Ajak seluruh kelas untuk
melakukan koreksi atau evaluasi dan rumukan beberapa kesimpulan terhadap materi
yang dipelajari.
5. Giving Question and Getting
Answer
Dilakukan
untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan
menjawab pertanyaan.
Langkah –
langkahnya :
a) Bagikan 2 potongan kertas pada
peserta didik, kemudian minta kepada peserta didik untuk menuliskan dikartu itu
(1) kartu menjawab, (2) kartu bertanya.
b) Ajukan pertanyaan baik dari peserta
didik maupun guru tulis pada kartu bertanya.
c) Minta kepada peserta didik untuk
memberi jawab dan menuliskannya pada kartu menjawab dan serahkan pada guru.
d) Jika sampai akhir masih ada peserta
didik yang memegang 2 kartu maka minta mereka untuk membuat resume atas proes
tanya jawab yang sudah berlangsung.
6.Question Student Have
Dilakukan
untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan bertanya. Langkah – langkahnya :
a) Membagi kelas menjadi 4 kelompok.
b) Bagikan kartu kosong kepada setiap peserta
didik dalam setiap kelompok.
c) Minta peserta didik menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki tentang hal – hal yang dipelajari.
d) Putar kartu searah jarum jam sehingga
ketika setiap kartu diedarkan pada anggota kelompok, anggota tersebut harus membacanya
dan memberikan tanda (v) jika pertanyaan terebut dianggap penting. Putar hingga
ampai kapada pemiliknya kembali.
e) Periksa pertanyaan mana yang
memperoleh suara yang banyak dan bandingkan dengan perolehan anggota lain.
Pertanyaan yang mendapat suara terbanyak menjadi milik kelompok.
f) Setiap kelompok melaporkan
pertanyaan tersebut secara tertulis dan guru memeriksa. Setelah diseleksi
pertanyaan dikembalikan kepada peserta didik untuk dijawab secara mandiri
maupun kelompok.
7. Talking Stick
Metode ini
mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Langkah –
langkahnya :
a) Guru menjelaskan materi pokok
yang akan dipelajari.
b) Peserta didik diberi kesempatan untuk
membaca dan mempelajari materi tersebut.
c) Guru meminta kepada peserta didik
untuk menutup bukunya. Kemudian guru mengambil tongkat dan diberikan kepada
salah satu peserta didik. Peserta didik yang mendapat tongkat tersebut harus
menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan demikian seterusnya.
d) Guru member keempatan kepada peserta
didik untuk melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari dan guru
member ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik dan
selanjutnya bersama – sama merumuskan kesimpulan.
8. Everyone
is Teacher Here
Metode ini
merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan maupun individual dan member kesempatan kepada siswa untuk berperan
sebagai guru bagi teman – temannya. Langkah – langkahnya :
a) Bagikan kertas/ kartu indeks kepada
seluruh peserta didik.
b) Setiap peserta didik diminta menuliskan
satu pertanyaan mengenai meteri pelajaran yang sedang dipelajari di kelas.
c) Kumpulkan kertas dan acak
kemudian bagikan kepada setiap peserta didik dan pastikan tidak ada yang mendapatkan
soalnya sendiri.
d) Minta kepada peserta didik untuk
membaca pertanyaan tersebut dalam hati dan minta untuk memikirkan jawabannya.
e) Minta kepada peserta didik untuk
membaca pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
f) Setelah dijawab, minta kepada
peserta didik lainnya untuk menambahkan jawabannya.
9. Tebak Pelajaran
Dikembangkan
untuk menarik pehatian siswa selama mengikuti pembelajaran. Langkah –
langkahnya :
a) Tulislah atau tayangkan melalui
LCD subject matter dari pelajaran yang akan disampaikan.
b) Mintalah kepada siswa untuk menuliskan
kata – kata kunci apa saja yang diprediksikan muncul dari materi pelajaran yang
akan disampaikan oleh guru.
c) Sampaikan meteri pembelajaran
secara interaktif.
d) Selama proses pembelajaran siswa
diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang
disampaikan oleh guru.
e) Diakhir pelajaran tanyakan berapa
jumlah tebakan mereka yang benar.
K. KEUNGGULAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan – keunggulan
dalam pembelajarannya, antara lain :
1.
Dengan
pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling melengkapi dan
membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang diterima sehingga setiap siswa
tidak akan merasa terbebani sendiri apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas
tertentu.
2.
Karena
keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran yang berbeda – beda
sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu melihat dari sudut pandang lain
untuk melengkapi jawaban yang lain.
3.
Pembelajaran
kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah – masalah yang membutuhkan
pemikiran bersama.
4.
Dalam
pembelajaran kooperatif para paserta didik dapat lebih mudah memahami materi
yang disampaikan karena bekerja sama dengan teman – temannya.
5.
Dalam
pembelajaran kooperatif memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga
diantara anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.
L. KELEMAHAN
PEMBELAAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif selain memiliki keunggulan
juga memiliki kelemahan – kelemahan antara lain :
1.
Dalam pembelajaran
kooperatif apabila kelompoknya tidak dapat bekerjasama dengan baik dan kompak
maka akan terjadi perselisihan karena adanya berbagai perbedaan yang dapat
menyebabkan perselisihan.
2.
Terkadang
ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada yang hanya diam, sehingga
pembagian tugas tidak merata.
3.
Dalam
pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup lama sebab harus saling berdiskusi
bersama teman – teman lain untuk menyatukan pendapat dan pandangan yang
dianggap benar.
4.
Karena
sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang menerangkan teman maka
terkadang agak sulit dimengerti, sebab pengetahuan terbatas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menekankan pada aspek kerjasama diantara para anggotanya
dimana di dalamnya ada ketergantungan yang positif, interaksi, akuntabilitas
serta ketrampilan individu dalam memproses kelompoknya. Tujuan pembelajaran ini
juga disesuaikan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk memperoleh ilmu dan
mendidik anak didik, maka tujuan pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan
hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
ketrampilan social. Dalam pembelajaran kooperatif maka setiap anggota yang beragam
ikut berpartisipasi secara aktif sesuai dengan setiap pandangan yang mereka
miliki masing – masing. Banyak model – model pembelajaran kooperatif namun
secara umum proses pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap belajar.
- Mempresentasikan informasi kepada paserta
didik secara verbal.
- Memberikan penjelasan kepada peserta didik
tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien.
- Membantu tim- tim belajar selama peserta didik
mengerjakan tugasnya.
- Menguji pengetahuan peserta didik mengenai
berbagai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
- Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan
prestasi individu maupun kelompok.
Setiap
segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mengajarkan bagaimana saling
bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah secara berkelompok melalui diskusi
dengan teman lain yang memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda – beda,
melalui hal tersebut maka setiap anggota akan memiliki pandangan yang lebih
luas karena saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan sehingga
melalui semua itu kelompok dapat meyelesaikan tugas yang diberikan melalui
pemikiran bersama yang dianggap benar dan baik. Tetapi karena adanya
keberagaman tersebut juga dapat menimbulkan adanya perselisihan dan
pertentangan akibat adanya pemikiran yang berbeda sehingga dalam memproses
memerlukan waktu yang cukup lama sehingga agar pertentangan tersebut tidak
terjadi dibutuhkan kekompakan diantara anggotanya.
Pembelajaran
kooperatif ini sangat berguna dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam
pendidikan dimana pembelajaran kooperatif memberikan cara yang berbeda dalam
pengajaran yaitu dengan bekerjasama dengan anggota kelompoknya dan memecahkan
persoalan bersama dimana akan membantu para peserta didik saling bertukar
pengetahuan, pemikiran dan pengalaman mereka untuk memperoleh sesuatu yang
benar dan baik.
B.
Saran
Semoga makalah ini bisa di bahas dan
di pelajari serta menjadi suatu motivasi belajar yang mendorong mahasiswa untuk
membaca dan sekaligus memahami isi dari makalah, dan kepada kita selaku
penyusunnya supaya bisa bermanfaat di kemudian hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Suprijono,
Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori & Aplikasi PAIKEM ).
Drs.
Sugiyanto. Modul PLPG
www.
Wikipedia. Com