BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas,
maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1.
Strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1
Pandaan diantaranya adalah :
a.
Pendekatan
Personal: Pembinaan akhlak yang dilakukan dengan pendekatan personal merupakan
langkah yang dilakukan guru dengan mendekati siswa secara individu dengan
memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dan
bimbingan moral kepada masing-masing individu.
b.
Teladan:
melalui sikap dan tindakan guru sehari-hari yang baik maka siswa diharapkan
mampu meniru tingkah laku gurunya.
c.
Pembiasaan
yaitu : menjadikan suatu hal yang tadinya dilakukan secara sadar dan terkadang
terpaksa, diupayakan menjadi otomatis dan tanpa paksaan, melalui latihan dan pengulangan
secara terus menerus.
d.
pemberian hukuman: Metode pemberian hukuman
diberikan apabila siswa tidak mematuhi tata tertib, baik itu tata tertib
didalam kelas maupun diluar kelas.
2.
Faktor
pendukung dan penghambat pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1
Pandaan.
a.
Faktor
pendukung pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan adalah:
1) Teladan dalam diri guru yaitu guru sebagai teladan ketika dalam perilakunya, ucapan, gerakan,
dan sikap harus dapat di contoh.
2) Metode pembelajaran: supaya siswa bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan mudah.
3) kerjasama dan dukungan orang tua yaitu Kebersamaan antara pihak guru dengan siswa dalam
sekolah dan keikut sertaan orang tua sangat diperlukan untuk
mendukung dari pembinaan akhlak.
4) Sarana dan prasarana:
seperti adanya tempat ibadah seperti musholla dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat dhuhur berjama’ah, sholat dhuha dan
bisa juga digunakan untuk kegiatan majlis ta’lim untuk penyampaian materi agama
yang sifatnya untuk pembinaan akhlakul karimah siswa.
b.
Faktor penghambat pembinaan
akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan adalah:
1)
Kurangnya jam mata pelajaran
PAI : pemberian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah umu memang sangat kurang yaitu hanya dua jam
dalam seminggu. Maka dari itu semua ini menjadi kendala dalam adanya pembinaan
akhlakul karimah siswa supaya waktu yang hanya dua jam seminggu itu bisa
digunakan secara maksimal.
2)
Terbatasnya pengawasan pihak
sekolah: guru Pendidikan Agama islam tidak bisa selalu memantau atau mengawasi
perilaku siswa diluar sekolah.
3)
kesadaran para siswa: Siswa
kurang sadar akan pentingnya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh sekolah,
apalagi kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa.
4)
lingkungan siswa yaitu kondisi
lingkungan terbukti tidak relevan dalam proses pembinaan akhlak, jelas akan
mempengaruhi kekurang maksimalan proses pembinaan akhlakul karimah siswa.
B. Saran
1.
Para guru hendaknya memberikan
program pengembangan akhlakul karimah yang baik untuk siswanya, dan secara
bersama-sama melakukan peningkatan dalam pembinaan akhlakul karimah siswa,
sehingga siswa akan meneladani dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2.
Dalam meningkatkan akhlak siswa
hendaklah semua komponen yang ada di sekolah khususnya guru Pendidikan Agama
Islam merancang strategi-strategi penyampaian materi agama yang efektif untuk
pembinaan akhlakul karimah siswa serta bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan.
3.
Siswa hendaknya selalu mematuhi
peraturan sekolah dan ikut serta pada kegiatan-kegiatan pembinaan akhlakul
karimah yang ada disekolah selama kegiatan-kegiatan tersebut baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar