Kamis, 02 Mei 2019

Artikel Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa

Tidak ada komentar:

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI SMP NEGERI 1 PANDAAN


Oleh:
Achmad Dimyati
(Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah PGRI Pasuruan)
Achmaddimyati31@gmail.com


Abstrak
Strategi adalah suatu langkah-langkah terencana yang berisi tentang rangkaian kegiatan-kegiatan yang telah didesain sedemikian rupa oleh seseorang secara cermat yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan Akhlakul karimah siswa adalah rangkaian kegiatan-kegiatan yang telah didesain oleh guru Pendidikan Agama Islam secara cermat untuk perbaikan pembinaan, atau tindakan untuk membina akhlakul karimah siswa disuatu lembaga sekolah tertentu sesuai dengan tempat guru Pendidikan Agama Islam tersebut mengajar. Siswa yang memiliki akhlakul karimah selalu menunjukkan perilaku yang baik dalam hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama, hubungan dengan lingkungan dan hubungan dengan diri sendiri. Terjadinya degradasi moral dan banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh siswa dibutuhkan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam melakukan pembinaan akhlak siswa. Berpijak dari itulah peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Pandaan dengan judul strategi guru pendidikan agama islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa.
 Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mendeskripsikan tentang strategi Guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah di SMP Negeri 1 Pandaan. (2) untuk mendeskripsikan tentang faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data digunakan metode observasi, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data digunakan dengan uji triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan. (1) Strategi Guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan meliputi: pendekatan personal, teladan, pembiasaan, pemberian hukuman. (2) Faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlakul karimah siswa, faktor pendukung yaitu: teladan dalam diri guru, metode pembelajaran, kerjasama dan dukungan orang tua, sarana dan prasarana. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: Kurangnya jam mata pelajaran PAI, terbatasnya pengawasan pihak sekolah, kesadaran para siswa dan lingkungan siswa.

Kata Kunci: Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.







PENDAHULUAN

Dalam pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam, merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai moral atau akhlak. Pendidikan islam tidak dapat diragukan sebagai pusat-pusat pemelihara dan pengembangan nilai-nilai moral atau akhlak yang didasarkan agama Islam.
Perbaikan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam kepada anak didik, strategi merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, terlebih terkait erat dengan proses pembinaan akhlakul karimah siswa. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa pada dasarnya nantinya juga sangat mempengaruhi tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri. Terlebih apabila pengaruh terhadap tingkat kesadaran siswa dalam mengamalkan nilai-nilai luhur, baik yang ada dalam lembaga atau di luar lembaga, baik yang bersifat formal maupun non formal.
Pada setiap lembaga pendidikan baik yang bersifat formal atau non formal, pastilah mempunyai komitmen yang kuat terhadap usaha untuk pembinaan akhlakul karimah siswa, hal ini tidak bisa di pungkiri lagi karena pembinaan setiap lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk membina akhlakul karimah pada siswanya, tentunya memiliki strategi atau cara tersendiri dalam proses pembinaannya. Hal ini disebabkan perbedaan karakter dari masing-masing peserta didik pada suatu lembaga pendidikan tertentu pula. Keberagaman strategi guru agama islam dalam proses pembinaan akhlakul karimah bertujuan untuk menarik minat belajar para siswa, dan untuk membentuk suasana belajar yang tidak menjenuhkan dan monoton sehingga kelancaran dan keberhasilan dalam pembinaan akhlakul karimah siwa dapat semaksimal mungkin berhasil dengan baik. Tanpa adanya strategi  guru agama Islam sudah barang tentu proses pembinaan akhlakul karimah siswa tidak dapat berjalan dengan maksimal, gaya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran agamapun harus bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan kelas, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan mampu memahami serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Tugas  guru  pendidikan  agama  Islam  di sekolah adalah   membina dan mendidik siswanya melalui pendidikan agama Islam  yang  dapat  membina akhlak para siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas tersebut terasa berat karena ada unsur tanggung jawab mutlak  guru, akan tetapi juga keluarga  dan  masyarakat  mendukung  dan bertanggung jawab serta bekerja  sama  dengan  mendidik  anak,  maka pembinaan  akhlakul karimah akan dicapai dengan baik.
Peranan guru sebagai pentransfer ilmu sangatlah penting. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan itu dalam bentuk materi-materi saja, tetapi lebih dari itu harus dapat menyentuh sisi tauladannya. Sebab perilaku seorang gurulah yang pertama-tama dilihat siswanya. Seorang guru selain memberikan pendidikan yang bersifat materi pelajaran, juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan. Bagaimana murid akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan oleh gurunya, jika gurunya sendiri tidak pernah memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya.
Tujuan dari pendidikan akhlak itu sendiri ialah membina dan membangun kejiwaan serta keadaan seorang anak, sehingga anak tidak akan terpengaruh oleh lingkungan atau pergaulan yang merugikan dan kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak tidaknya mereka sudah dapat berfikir secara bertanggung jawab dan di dalam diri mereka sudah terbentuk suatu fundamen akhlak yang baik sebagaimana yang diharapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru pendidikan agama Islam mampu berupaya dan menggunakan beberapa strategi dalam upaya pembinaan akhlak siswa, baik itu strategi dalam penyampaian materi agama Islam dengan menggunakan metode atau strategi tentang kegiatan apa saja yang harus di laksanakan dalam membina akhlak siswa, karena dengan menggunakan strategi dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan dalam pendidikan.
Strategi yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak anak didik, selain menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi juga harus ditunjang dengan adanya keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik, tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru pendidikan agama Islam untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan membiasakannya  bersikap baik pula. Masa di usia pendidikan dasar dan menengah adalah masa yang sangat menentukan untuk masa depannya. Pendidikan akhlak anak harus dimulai sejak dini agar mereka menjadi penerus bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada pendidikan yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah, keluarga, dan lingkungan secara kontineu, dengan mengkomunikasikan perkembangan anak kepada pihak sekolah atas apa yang menjadi kebiasaan anak di rumah dan di lingkungan agar terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan guru untuk perbaikan pendidikan khususnya akhlak anak didik. Penting bagi orang tua untuk mencarikan dan memilihkan sekolah yang tepat untuk pendidikan akhlak bagi anaknya, agar berhasil menjadi anak yang sholeh dan berprestasi yang diharapkan memiliki akhlak mulia.
Kemajuan zaman dan teknologi membawa dampak yang cukup besar terhadap perkembangan suatu daerah, sebagai contoh kecamatan pandaan termasuk kecamatan yang cukup pesat perkembangannya karena banyak industri dan berdekatan dengan kecamatan prigen sebagai pusat pariwisata di pasuruan, berkembangnya kecamatan pandaan dibarengi dengan kemajuan zaman dan teknologi ini membawa dampak yang cukup signifikan, terutama bagi kalangan pelajar dari segi pendidikan dan akhlak.
Salah satu sekolah yang merasakan dampak dari kemajuan zaman dan teknologi adalah SMP Negeri 1 Pandaan. Di sekolah ini banyak siswa yang mengalami penurunan akhlak, diantaranya yaitu menurunnya kesopanan siswa dalam berbicara kepada guru dimana ketika siswa berbicara dengan guru tidak dengan menggunakan bahasa indonesia atau bahasa jawa halus, melainkan menggunakan bahasa yang kasar, kemudian adanya kasus yaitu mencuatnya foto dua siswi SMP Negeri 1 Pandaan di media sosial saat asyik menikmati rokok yang masih menggunakan seragam sekolah baru-baru ini cukup mengejutkan pihak sekolah. Dalam hal ini peran guru sangat dibutuhkan untuk membina dan menguatkan akhlak siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Keluarga yang memang dalam pembinaan akhlaknya kurang akibat kesibukan orang tuanya. Sehingga akhlak dari anak tersebut bisa dibilang kurang dan memerlukan pembinaan dari guru agama, jika pembentukan akhlak ini masih kurang dalam keluarga, berarti pembentukan selanjutnya dapat dikembangkan di sekolah. Sekolah inilah yang nantinya akan memberikan pengembangan terhadap pembentukan akhlak siswa yang selanjutnya dapat dijadikan pegangan oleh para guru khususnya guru pendidikan agama Islam. Karena dengan penanaman akhlak sejak dini akan menghasilkan kader-kader yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.



METODE PENELITIAN

1.    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, definisi dari penelitian kualitatif menurut Lexy j. Moeleong adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh objek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
2.    Kehadiran peneliti
Sebagai pewawancara peneliti akan mewawancarai kepala sekolah, WAKA Kurikulum dan Guru Pendidikan Agama Islam khususnya sebagai tujuan utama. Sebagai pengamat (observer), peneliti mengamati strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah di sekolahan tersebut. Jadi, selama penelitian ini dilakukan peneliti bertindak sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data dan sekaligus pelapor hasil penelitian.
3.    Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan, dimana lokasi sekolahan tersebut sangat strategis yaitu terletak di jalan Raya Kebonwaris 17 Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.

4.    Data dan Sumber Data
a.    Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diolah oleh organisasi yang menerbitkannya. Data primer dalam penelitian ini meliputi:
1)   Strategi guru PAI dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa
2)   Faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlak
3)   Sarana dan prasarana
b.    Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahannya. Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer. Data ini didapat atau diperoleh dari dokumen-dokumen sekolah tentang strategi guru PAI dalam pembinaan Akhlakul Karimah Siswa dan literature-literature yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.
5.    Teknik Pengumpulan Data
a.    Metode Obserasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian ini adalah observasi secara langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini yang diamati adalah lokasi atau letak penelitian, sarana prasarana, dan perilaku akhlakul karimah yang dikembangkan.
b.    Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini yang peneliti jadikan informan adalah kepala sekolah, WAKA Kurikulum dan Guru Agama Islam sebagai informan utama.
c.    Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode ini digunakan untuk mendokumentasi tentang administrasi kegiatan sekolah, serta memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi, sarana prasarana, jumlah guru dan siswa di SMP Negeri 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan.
6.    Analisis data
Menurut Moleong, pekerjaan menganalisis data adalah suatu kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengkatagorikan dengan tujuan menemukan tema dan hipotesis kerja. Dalam analisa pengumpulan data ini peneliti menggunakan:
a.    Observasi terus-menerus
Observasi terus menerus yaitu mengadakan observasi terus menerus terhadap subyek penelitian untuk memahami gejala lebih mendalam pada proses yang terjadi di SMP Negeri 1 Pandaan.
b.    Reduksi Data
Data yang diperoleh peneliti dilapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian.
c.    Penyajian Data
Data yang disusun secara sistematis dikelompokkan berdasarkan permasalahannya, sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai strategi guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
7.    Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Guru Pendidikan Agama Islam dan observasi di kelas yang ada di SMP Negeri 1 Pandaan tentang peran Guru Pendidikan Agama Islam yaitu ketika mengajar guru selalu menyelipkan materi tentang akhlak meskipun itu bukan waktunya materi tentang akhlak sebagai pendahuluan pembelajaran sebagai pembentukan karakter bagi siswa, sebagai bekal bagi siswa agar menjadi anak yang sholih sholihah. Guru PAI juga mengajak siswa untuk membiasakan diri berperilaku baik terhadap Bapak Ibu Dewan Guru seluruh karyawan dan Teman. dalam Kurikulum 13 pelajaran pendidikan Agama Islam itu ada penilaian Sikap (akhlak) jadi jika akhlaknya kurang baik akan berpengaruh terhadap nilai Pendidikan Agama Islamnya.
Peneliti menyimpulkan bahwa pembinaan akhlak yang dilakukan dengan pendekatan personal merupakan langkah yang dilakukan guru dengan mendekati siswa secara individu dengan memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dan bimbingan moral kepada masing-masing individu. Pendekatan ini dilakukan dengan metode dialog/hiwar, yaitu percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada tujuan yang dikehendaki.
Strategi pembiasaan diperlukan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan, dengan cara penciptaan komitmen secara bersama oleh komponen yang ada di sekolah, pengelolaan kegiatan dengan strategi atau program yang jelas, dan perbaikan setiap kegiatan secara berkesinambungan. Diantara metode yang digunakan guru PAI di SMP Negeri 1 Pandaan  yaitu bertanya kepada siswa apakah sudah bersalaman dengan orang tua di rumah dan kegiatan akhlak apa saja yang sudah dilakukan di rumah atau lingkungan masyarakat untuk membiasakan siswa berakhlak mulia, disini guru juga menggunakan metode Role Playing yaitu memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk praktik menempatkan diri mereka pada peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain. Dengan metode role playing ini di harapkan siswa akan terbiasa berakhlak baik pada orang tua, guru dan teman.
Untuk pemberian hukuman hanya diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah, maka pemberian hukuman pun baru diberikan. Di semua kelas itu ada kesepakatan kelas atau peraturan kelas, misalnya mengambil barang milik teman maka harus mengembalikan 2X lipatnya. Dengan adanya hukuman diharapkan supaya anak-anak paham tentang pelanggaran yang sudah dilakukannya dan tidak akan melakukannya kembali.

PEMBAHASAN

1.    Pendidikan Secara Langsung
a.    Pendekatan personal
Cara yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pandaan yaitu jika yang melakukan pelanggaran siswa laki-laki adalah dengan merangkulnya dan ditegur. Biasanya diajak mengobrol berdua di tempat yang nyaman. Beliau tidak langsung mengintrogasinya, tetapi siswa itu diajak bercanda dan bercerita dahulu. Cerita tersebut menjerumus ke pokok permasalahan. Jika siswa yang sudah dinasehati secara halus tapi masih tetap melakukan pelanggaran, dan pelanggaran tersebut terlalu berat, maka siswa yang bersangkutan akan disidang. Bila tidak ada perubahan, diberi surat peringatan. Surat peringatan merupakan tanda siswa tersebut akan dikeluarkan jika tidak dihiraukan. Bila yang melakukan pelanggaran siswa putri perlakuannya sama dengan siswa laki-laki, akan tetapi tidak dengan dirangkul.
b.    Teladan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pandaan melalui metode Teladan yaitu guru harus dapat memberikan contoh yang positif baik dalam perilaku, ucapan, gerakan dan sikap contohnya ketika bertemu orang mengucapkan salam, ramah dan senyum, disiplin dalam kesehariannya, datang tepat waktu ketika waktunya pembelajaran, menyenangkan, dan yang paling penting seorang guru harus berdo’a agar siswa-siswanya menjadi anak yang sholeh sholihah.
c.    Pembiasaan
Di dalam melaksanakan pendekatan dan langkah-langkah pembiasaan diperlukan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan dengan cara yaitu  saling sapa, setiap pagi siswa bersalaman dengan dewan guru, siswa wajib mengikuti jadwal sholat dhuha dan sholat dhuhur secara berjama’ah, kalau di dalam kelas siswa harus saling tolong-menolong, tidak boleh menyakiti teman, harus jujur terhadap teman dan guru, ketika bertemu guru siswa bersikap sopan dan bersalaman, semua kegiatan pembiasaan tersebut dilakukan secara rutin setiap hari dan akan menjadi pembiasaan yang baik. Guru di dalam kelas ketika mengajar juga menggunakan metode role playing yang mana siswa bermain peran sesuai arahan guru agar siswa lebih terbiasa melakukan akhlak yang baik.
2.    Pendidikan secara tidak langsung
Ø Pemberian Hukuman
Di SMP Negeri 1 Pandaan hukuman yang diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib atau peraturan sekolah, di dalam kelas itu ada kesepakatan kelas atau peraturan yang ada di dalam kelas, misalkan siswa mengambil barang atau uang milik temannya kesepakatan kelasnya yaitu mengembalikan dua kali lipat dari yang diambil tadi, siswa yang tidak piket maka harus piket sendiri membantu di hari berikutnya, tergantung dari beratnya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa itu, semua dilakukan agar siswa dapat efek jera dan tidak melakukan pelanggaran tersebut kembali, kalau masih tidak jera maka di beri surat peringatan, kalau masih melakukannya lagi maka dikembalikan ke wali murid atau orang tuanya di panggil ke sekolah.

SIMPULAN
Berdasarkan analisis diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:
Ø Strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan diantaranya adalah:
1.    Pendekatan Personal: Pembinaan akhlak yang dilakukan dengan pendekatan personal merupakan langkah yang dilakukan guru dengan mendekati siswa secara individu dengan memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dan bimbingan moral kepada masing-masing individu.
2.    Teladan: melalui sikap dan tindakan guru sehari-hari yang baik maka siswa diharapkan mampu meniru tingkah laku gurunya.
3.    Pembiasaan yaitu: menjadikan suatu hal yang tadinya dilakukan secara sadar dan terkadang terpaksa, diupayakan menjadi otomatis dan tanpa paksaan, melalui latihan dan pengulangan secara terus menerus.
4.    pemberian hukuman: Metode pemberian hukuman diberikan apabila siswa tidak mematuhi tata tertib, baik itu tata tertib didalam kelas maupun diluar kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiyah dkk. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Meleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda karya
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Shohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. yogyakarta: Ar-Ruzz Media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar