STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA
DI SMP NEGERI 1 PANDAAN
Oleh:
Achmad Dimyati
(Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah PGRI Pasuruan)
Achmaddimyati31@gmail.com
Abstrak
Strategi adalah suatu langkah-langkah terencana yang berisi tentang
rangkaian kegiatan-kegiatan yang telah didesain sedemikian rupa oleh seseorang
secara cermat yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Strategi guru
Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan Akhlakul karimah siswa adalah rangkaian
kegiatan-kegiatan yang telah didesain oleh guru Pendidikan Agama Islam secara
cermat untuk perbaikan pembinaan, atau tindakan untuk membina akhlakul karimah
siswa disuatu lembaga sekolah tertentu sesuai dengan tempat guru Pendidikan
Agama Islam tersebut mengajar. Siswa yang memiliki akhlakul karimah selalu
menunjukkan perilaku yang baik dalam hubungan dengan Allah, hubungan dengan
sesama, hubungan dengan lingkungan dan hubungan dengan diri sendiri. Terjadinya
degradasi moral dan banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh siswa dibutuhkan
strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam melakukan pembinaan akhlak siswa.
Berpijak dari itulah peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Pandaan
dengan judul strategi guru pendidikan agama islam dalam pembinaan akhlakul
karimah siswa.
Penelitian ini bertujuan
untuk (1) untuk mendeskripsikan tentang strategi Guru PAI dalam pembinaan
akhlakul karimah di SMP Negeri 1 Pandaan. (2) untuk mendeskripsikan tentang
faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri
1 Pandaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data digunakan metode observasi,
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan
keabsahan data digunakan dengan uji triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan. (1) Strategi Guru PAI dalam pembinaan
akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan meliputi: pendekatan personal,
teladan, pembiasaan, pemberian hukuman. (2) Faktor pendukung dan penghambat
pembinaan akhlakul karimah siswa, faktor pendukung yaitu: teladan dalam diri
guru, metode pembelajaran, kerjasama dan dukungan orang tua, sarana dan
prasarana. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu: Kurangnya jam mata pelajaran
PAI, terbatasnya pengawasan pihak sekolah, kesadaran para siswa dan lingkungan
siswa.
Kata Kunci: Strategi Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan agama dalam hal ini
adalah pendidikan Islam, merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai
moral atau akhlak. Pendidikan islam tidak dapat diragukan sebagai pusat-pusat
pemelihara dan pengembangan nilai-nilai moral atau akhlak yang didasarkan agama
Islam.
Perbaikan akhlak merupakan suatu
misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam
kepada anak didik, strategi merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan, terlebih terkait erat dengan proses pembinaan akhlakul
karimah siswa. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul
karimah siswa pada dasarnya nantinya juga sangat mempengaruhi tingkat pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri. Terlebih apabila pengaruh
terhadap tingkat kesadaran siswa dalam mengamalkan nilai-nilai luhur, baik yang
ada dalam lembaga atau di luar lembaga, baik yang bersifat formal maupun non
formal.
Pada setiap lembaga pendidikan baik
yang bersifat formal atau non formal, pastilah mempunyai komitmen yang kuat
terhadap usaha untuk pembinaan akhlakul karimah siswa, hal ini tidak bisa di
pungkiri lagi karena pembinaan setiap lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk
membina akhlakul karimah pada siswanya, tentunya memiliki strategi atau cara
tersendiri dalam proses pembinaannya. Hal ini disebabkan perbedaan karakter
dari masing-masing peserta didik pada suatu lembaga pendidikan tertentu pula.
Keberagaman strategi guru agama islam dalam proses pembinaan akhlakul karimah
bertujuan untuk menarik minat belajar para siswa, dan untuk membentuk suasana
belajar yang tidak menjenuhkan dan monoton sehingga kelancaran dan keberhasilan
dalam pembinaan akhlakul karimah siwa dapat semaksimal mungkin berhasil dengan
baik. Tanpa adanya strategi guru agama
Islam sudah barang tentu proses pembinaan akhlakul karimah siswa tidak dapat
berjalan dengan maksimal, gaya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran
agamapun harus bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan kelas, sehingga siswa
tidak merasa jenuh dan mampu memahami serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Tugas
guru pendidikan agama
Islam di sekolah adalah membina dan mendidik siswanya melalui
pendidikan agama Islam yang dapat
membina akhlak para siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas tersebut terasa berat karena ada unsur tanggung jawab mutlak guru, akan tetapi juga keluarga dan
masyarakat mendukung dan bertanggung jawab serta bekerja sama
dengan mendidik anak,
maka pembinaan akhlakul karimah
akan dicapai dengan baik.
Peranan guru sebagai pentransfer
ilmu sangatlah penting. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan itu
dalam bentuk materi-materi saja, tetapi lebih dari itu harus dapat menyentuh
sisi tauladannya. Sebab perilaku seorang gurulah yang pertama-tama dilihat
siswanya. Seorang guru selain memberikan pendidikan yang bersifat materi
pelajaran, juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan.
Bagaimana murid akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan oleh gurunya,
jika gurunya sendiri tidak pernah memberikan contoh yang baik terhadap anak
didiknya.
Tujuan dari pendidikan akhlak itu
sendiri ialah membina dan membangun kejiwaan serta keadaan seorang anak,
sehingga anak tidak akan terpengaruh oleh lingkungan atau pergaulan yang
merugikan dan kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak tidaknya
mereka sudah dapat berfikir secara bertanggung jawab dan di dalam diri mereka
sudah terbentuk suatu fundamen akhlak yang baik sebagaimana yang diharapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka
seorang guru pendidikan agama Islam mampu berupaya dan menggunakan beberapa
strategi dalam upaya pembinaan akhlak siswa, baik itu strategi dalam
penyampaian materi agama Islam dengan menggunakan metode atau strategi tentang
kegiatan apa saja yang harus di laksanakan dalam membina akhlak siswa, karena
dengan menggunakan strategi dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan dalam
pendidikan.
Strategi yang harus dilakukan oleh
guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak anak didik, selain
menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi juga harus ditunjang
dengan adanya keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik, tanpa adanya
pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut akan sulit
mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru pendidikan agama
Islam untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan
membiasakannya bersikap baik pula. Masa
di usia pendidikan dasar dan menengah adalah masa yang sangat menentukan untuk
masa depannya. Pendidikan akhlak anak harus dimulai sejak dini agar mereka menjadi
penerus bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada
pendidikan yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah, keluarga, dan
lingkungan secara kontineu, dengan mengkomunikasikan perkembangan anak kepada
pihak sekolah atas apa yang menjadi kebiasaan anak di rumah dan di lingkungan
agar terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan guru untuk perbaikan
pendidikan khususnya akhlak anak didik. Penting bagi orang tua untuk mencarikan
dan memilihkan sekolah yang tepat untuk pendidikan akhlak bagi anaknya, agar
berhasil menjadi anak yang sholeh dan berprestasi yang diharapkan memiliki
akhlak mulia.
Kemajuan zaman dan teknologi membawa
dampak yang cukup besar terhadap perkembangan suatu daerah, sebagai contoh
kecamatan pandaan termasuk kecamatan yang cukup pesat perkembangannya karena
banyak industri dan berdekatan dengan kecamatan prigen sebagai pusat pariwisata
di pasuruan, berkembangnya kecamatan pandaan dibarengi dengan kemajuan zaman
dan teknologi ini membawa dampak yang cukup signifikan, terutama bagi kalangan
pelajar dari segi pendidikan dan akhlak.
Salah satu sekolah yang merasakan
dampak dari kemajuan zaman dan teknologi adalah SMP Negeri 1 Pandaan. Di
sekolah ini banyak siswa yang mengalami penurunan akhlak, diantaranya yaitu
menurunnya kesopanan siswa dalam berbicara kepada guru dimana ketika siswa
berbicara dengan guru tidak dengan menggunakan bahasa indonesia atau bahasa
jawa halus, melainkan menggunakan bahasa yang kasar, kemudian adanya kasus
yaitu mencuatnya foto dua siswi SMP Negeri 1 Pandaan di media sosial saat asyik
menikmati rokok yang masih menggunakan seragam sekolah baru-baru ini cukup
mengejutkan pihak sekolah. Dalam hal ini peran guru sangat dibutuhkan untuk
membina dan menguatkan akhlak siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah.
Keluarga yang memang dalam pembinaan akhlaknya
kurang akibat kesibukan orang tuanya. Sehingga akhlak dari anak tersebut bisa
dibilang kurang dan memerlukan pembinaan dari guru agama, jika pembentukan
akhlak ini masih kurang dalam keluarga, berarti pembentukan selanjutnya dapat
dikembangkan di sekolah. Sekolah inilah yang nantinya akan memberikan
pengembangan terhadap pembentukan akhlak siswa yang selanjutnya dapat dijadikan
pegangan oleh para guru khususnya guru pendidikan agama Islam. Karena
dengan penanaman akhlak sejak dini akan menghasilkan kader-kader yang berguna
bagi agama, bangsa dan Negara.
METODE
PENELITIAN
1.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
definisi dari penelitian kualitatif menurut Lexy j. Moeleong adalah penelitian
yang dimaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh objek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
2.
Kehadiran
peneliti
Sebagai pewawancara peneliti akan mewawancarai
kepala sekolah, WAKA Kurikulum dan Guru Pendidikan Agama Islam khususnya
sebagai tujuan utama. Sebagai pengamat (observer), peneliti mengamati strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah di
sekolahan tersebut. Jadi, selama penelitian ini dilakukan peneliti bertindak
sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data dan sekaligus pelapor hasil
penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Adapun
lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Pandaan Kabupaten
Pasuruan, dimana lokasi sekolahan tersebut sangat strategis yaitu terletak di
jalan Raya Kebonwaris 17 Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan.
4. Data dan Sumber Data
a. Data Primer
Data
primer adalah data yang dikumpulkan atau diolah oleh organisasi yang
menerbitkannya. Data primer dalam penelitian ini meliputi:
1)
Strategi
guru PAI dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa
2)
Faktor
pendukung dan penghambat pembinaan akhlak
3)
Sarana
dan prasarana
b.
Data
Sekunder
Data
Sekunder, yaitu data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan
pengolahannya. Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data
primer. Data ini didapat atau diperoleh dari dokumen-dokumen sekolah tentang
strategi guru PAI dalam pembinaan Akhlakul Karimah Siswa dan literature-literature yang berhubungan
dengan masalah penelitian ini.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
a.
Metode
Obserasi
Observasi
yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian ini adalah observasi
secara langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini yang diamati
adalah lokasi atau letak penelitian, sarana prasarana, dan perilaku akhlakul karimah yang dikembangkan.
b.
Metode
Wawancara
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Dalam penelitian ini yang peneliti jadikan informan adalah kepala sekolah, WAKA
Kurikulum dan Guru Agama Islam sebagai informan utama.
c.
Metode
Dokumentasi
Metode
dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis,
metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data
yang sudah ada. Metode ini digunakan untuk mendokumentasi tentang administrasi
kegiatan sekolah, serta memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah,
struktur organisasi, sarana prasarana, jumlah guru dan siswa di SMP Negeri 1
Pandaan Kabupaten Pasuruan.
6.
Analisis
data
Menurut
Moleong, pekerjaan menganalisis data adalah suatu kegiatan mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengkatagorikan dengan tujuan
menemukan tema dan hipotesis kerja. Dalam analisa pengumpulan data ini peneliti
menggunakan:
a.
Observasi
terus-menerus
Observasi
terus menerus yaitu mengadakan observasi terus menerus terhadap subyek
penelitian untuk memahami gejala lebih mendalam pada proses yang terjadi di SMP
Negeri 1 Pandaan.
b.
Reduksi
Data
Data
yang diperoleh peneliti dilapangan melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada
hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian.
c.
Penyajian
Data
Data
yang disusun secara sistematis dikelompokkan berdasarkan permasalahannya,
sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan mengenai strategi guru PAI dalam
pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
7.
Pengecekan
Keabsahan Data
Pengecekan
keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembanding terhadap data tersebut
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari
hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Guru Pendidikan Agama Islam dan
observasi di kelas yang ada di SMP Negeri 1 Pandaan tentang peran Guru
Pendidikan Agama Islam yaitu ketika mengajar guru selalu menyelipkan materi
tentang akhlak meskipun itu bukan waktunya materi tentang akhlak sebagai
pendahuluan pembelajaran sebagai pembentukan karakter bagi siswa, sebagai bekal
bagi siswa agar menjadi anak yang sholih sholihah. Guru PAI juga mengajak siswa
untuk membiasakan diri berperilaku baik terhadap Bapak Ibu Dewan Guru seluruh
karyawan dan Teman. dalam Kurikulum 13 pelajaran pendidikan Agama Islam itu ada
penilaian Sikap (akhlak) jadi jika akhlaknya kurang baik akan berpengaruh
terhadap nilai Pendidikan Agama Islamnya.
Peneliti
menyimpulkan bahwa pembinaan akhlak yang dilakukan dengan pendekatan personal
merupakan langkah yang dilakukan guru dengan mendekati siswa secara individu
dengan memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dan
bimbingan moral kepada masing-masing individu. Pendekatan ini dilakukan dengan
metode dialog/hiwar, yaitu percakapan silih berganti antara dua pihak atau
lebih mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada tujuan yang
dikehendaki.
Strategi
pembiasaan diperlukan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan
kebiasaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan, dengan cara
penciptaan komitmen secara bersama oleh komponen yang ada di sekolah,
pengelolaan kegiatan dengan strategi atau program yang jelas, dan perbaikan
setiap kegiatan secara berkesinambungan. Diantara metode yang digunakan guru
PAI di SMP Negeri 1 Pandaan yaitu
bertanya kepada siswa apakah sudah bersalaman dengan orang tua di rumah dan
kegiatan akhlak apa saja yang sudah dilakukan di rumah atau lingkungan
masyarakat untuk membiasakan siswa berakhlak mulia, disini guru juga
menggunakan metode Role Playing yaitu memberi kesempatan kepada siswa-siswi
untuk praktik menempatkan diri mereka pada peran-peran dan situasi-situasi yang
akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka
sendiri dan orang lain. Dengan metode role playing ini di harapkan siswa akan
terbiasa berakhlak baik pada orang tua, guru dan teman.
Untuk
pemberian hukuman hanya diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib
sekolah, maka pemberian hukuman pun baru diberikan. Di semua kelas itu ada
kesepakatan kelas atau peraturan kelas, misalnya mengambil barang milik teman
maka harus mengembalikan 2X lipatnya. Dengan adanya hukuman diharapkan supaya
anak-anak paham tentang pelanggaran yang sudah dilakukannya dan tidak akan
melakukannya kembali.
PEMBAHASAN
1. Pendidikan Secara Langsung
a. Pendekatan personal
Cara yang dilakukan guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pandaan yaitu jika yang melakukan pelanggaran siswa
laki-laki adalah dengan merangkulnya dan ditegur. Biasanya diajak mengobrol
berdua di tempat yang nyaman. Beliau tidak langsung mengintrogasinya, tetapi
siswa itu diajak bercanda dan bercerita dahulu. Cerita tersebut menjerumus ke
pokok permasalahan. Jika siswa yang sudah dinasehati secara halus tapi masih
tetap melakukan pelanggaran, dan pelanggaran tersebut terlalu berat, maka siswa
yang bersangkutan akan disidang. Bila tidak ada perubahan, diberi surat
peringatan. Surat peringatan merupakan tanda siswa tersebut akan dikeluarkan
jika tidak dihiraukan. Bila yang melakukan pelanggaran siswa putri perlakuannya
sama dengan siswa laki-laki, akan tetapi tidak dengan dirangkul.
b. Teladan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
SMP Negeri 1 Pandaan melalui metode Teladan yaitu guru harus dapat memberikan
contoh yang positif baik dalam perilaku, ucapan, gerakan dan sikap contohnya
ketika bertemu orang mengucapkan salam, ramah dan senyum, disiplin dalam
kesehariannya, datang tepat waktu ketika waktunya pembelajaran, menyenangkan,
dan yang paling penting seorang guru harus berdo’a agar siswa-siswanya menjadi
anak yang sholeh sholihah.
c. Pembiasaan
Di dalam melaksanakan pendekatan dan
langkah-langkah pembiasaan diperlukan beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menciptakan kebiasaan akhlakul
karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan dengan cara yaitu saling sapa, setiap pagi siswa bersalaman
dengan dewan guru, siswa wajib mengikuti jadwal sholat dhuha dan sholat dhuhur
secara berjama’ah, kalau di dalam kelas siswa harus saling tolong-menolong,
tidak boleh menyakiti teman, harus jujur terhadap teman dan guru, ketika
bertemu guru siswa bersikap sopan dan bersalaman, semua kegiatan pembiasaan
tersebut dilakukan secara rutin setiap hari dan akan menjadi pembiasaan yang
baik. Guru di dalam kelas ketika mengajar juga menggunakan metode role
playing yang mana siswa bermain peran sesuai arahan guru agar siswa lebih
terbiasa melakukan akhlak yang baik.
2. Pendidikan secara tidak langsung
Ø Pemberian Hukuman
Di SMP Negeri 1 Pandaan hukuman yang
diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib atau peraturan sekolah,
di dalam kelas itu ada kesepakatan kelas atau peraturan yang ada di dalam
kelas, misalkan siswa mengambil barang atau uang milik temannya kesepakatan
kelasnya yaitu mengembalikan dua kali lipat dari yang diambil tadi, siswa yang
tidak piket maka harus piket sendiri membantu di hari berikutnya, tergantung
dari beratnya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa itu, semua dilakukan agar
siswa dapat efek jera dan tidak melakukan pelanggaran tersebut kembali, kalau
masih tidak jera maka di beri surat peringatan, kalau masih melakukannya lagi
maka dikembalikan ke wali murid atau orang tuanya di panggil ke sekolah.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis diatas, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:
Ø
Strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan diantaranya adalah:
1.
Pendekatan Personal:
Pembinaan akhlak yang dilakukan dengan pendekatan personal merupakan langkah
yang dilakukan guru dengan mendekati siswa secara individu dengan memberikan
bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dan bimbingan moral
kepada masing-masing individu.
2.
Teladan: melalui sikap
dan tindakan guru sehari-hari yang baik maka siswa diharapkan mampu meniru
tingkah laku gurunya.
3.
Pembiasaan yaitu:
menjadikan suatu hal yang tadinya dilakukan secara sadar dan terkadang
terpaksa, diupayakan menjadi otomatis dan tanpa paksaan, melalui latihan dan pengulangan
secara terus menerus.
4.
pemberian hukuman: Metode
pemberian hukuman diberikan apabila siswa tidak mematuhi tata tertib, baik itu
tata tertib didalam kelas maupun diluar kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah dkk. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara
Meleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosda karya
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Shohimin, Aris. 2014. 68
Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar