Kamis, 02 Mei 2019

Skripsi Achmad Dimyati BAB 4

Tidak ada komentar:

BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A.  Gambaran Umum SMP Negeri 1 Pandaan
1.    Gambaran Singkat SMP Negeri 1 Pandaan
SMP Negeri 1 Pandaan, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri unggul yang ada di kabupaten Pasuruan, berdiri sejak 1977 dan berlokasi di jalan raya kebonwaris 17 kecamatan pandaan kabupaten pasuruan, No. Statistik Sekolah / NSS : 201051911003, memiliki luas tanah 15.000 m persegi, Jarak Sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan 15 KM.
SMPN 1 Pandaan mempunyai kualitas pendidikan yang baik. Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan rumah penduduk, jalan raya yang memudahkan transportasi Siswa ke sekolah, dan sawah yang dapat menambah suasana belajar menjadi alami dan terbuka dengan dunia luar.
Keunggulan lain SMPN 1 Pandaan ini tidak terlalu banyak polusi udara dan suara bising kendaraan karena jalan raya bangil-pandaan ini hanya dilewati kendaraan roda 2 dan 4 saja karena bukan jalan pantura sehingga jarang dilewati kendaraan berat dan bising seperti Bus, truk dll. SMPN 1 Pandaan juga mempunyai udara yang lumayan sejuk dibandingkan sekolah lainnya karena kecamatan pandaan ini bersebelahan dengan kecamatan prigen yang memiliki hawa dingin karena terletak di pegunungan.
 Sekolah SMPN 1 Pandaan mempunyai fasilitas yang cukup lengkap diantaranya: ada 30 Ruang Kelas, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Wakil

Kepala Sekolah, 1 Ruang Guru, 1 Ruang TU, 1 Ruang Tamu, 1 Ruang  Perpustakaan, 1 Ruang LAB. Biologi, 4 Ruang Komputer, 1 Ruang LAB. Kimia, 1 Ruang LAB. Bahasa, 1 Ruang LAB. Multimedia, 1 Ruang Aula, 1 Ruang Kesenian, 1 Ruang Serbaguna, dll.
Dari tahun ketahun SMP Negeri 1 Pandaan mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang pengetahuan, sehingga saat ini SMP Negeri 1 Pandaan mendapat akreditasi A oleh pemerintah dengan Skor: 91.

2.    Identitas Sekolah
Nama Sekolah                          : SMP Negeri 1 Pandaan
Alamat Jalan                             : Raya Kebonwaris 17
    Desa                                 : Kebonwaris
    Kecamatan                       : Pandaan
    Kabupaten                       : Pasuruan
Telepon/HP/Fax                        : (0343) 631831/ - / (0343) 630803
Nomor Statistik Sekolah          : 201051911003
Tahun didirikan                        : 1977
Tahun Beroperasi                      : 1977
Status Sekolah                          : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu)
Nilai Akreditasi Sekolah          : A        Skor : 91
Luas Lahan                               : 15.000 M2
Jumlah ruang pada lantai 1       : 51
Jumlah ruang pada lantai 2       : 7
Jumlah ruang pada lantai 3       : .......
Jumlah Rombel                         : 30
Prosentase ruang kelas yang sudah berbasis IT : 100 %
Apakah sekolah sudah memiliki student exchange :  a. Sudah        b. Belum
Apabila sudah : 
1. Sekolah    :   VICTOR HARBOR AUSTRALIA
2. Sekolah    :  SMP AN-NISAA TANGERANG                   
Apakah sekolah sudah memiliki sertifikat ISO 9001 : a. Sudah       b. Belum Apabila sudah : Lembaga sertifikasi                             :  -
   Versi ISO                    :  -
    Tahun                         :  -

3.    Visi dan Misi SMPN 1 Pandaan
a.    Visi
BERTAQWA, BERPRESTASI, BERMUTU DAN BERDAYA SAING GLOBAL, BERBUDI PEKERTI LUHUR DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN
a.    Misi
-       Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang Maha Esa melalui pembelajaran dan pembiasaan
-       Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi akademik dan non akademik dalam penguasaan sains dan teknologi
-       Mengembangkan program pengembangan diri untuk mewujudkan prestasi dan daya saing global
-       Meningkatkan budi pekerti, akhlak mulia dan karakter bangsa
-       Mewujudkan pelestarian dan pengembangan seni tradisional
-       Menerapkan Pengelolaan Sekolah yang sehat
-       Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkunganuntuk mewujudkan pelestarian fungsi lingkungan
-       Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandaskan nilai-nilai agama, budaya, sosial.
-       Mengembangkan dasadarma nilai-nilai pramuka
-       Mewujudkan warga sekolah yang bersih dari narkoba
Dengan Visi dan Misi SMPN 1 Pandaan diatas, merupakan tonggak awal dalam pelaksanaan pembinaan Akhlakul Karimah siswa, dua hal diatas merupakan hal penting yang dijadikan sebagai arah dan ukuran bagi keberhasilan SMPN 1 Pandaan dalam membentuk dan membina kepribadian setiap siswa agar mempunyai perilaku Akhlakul Karimah. 
4.    Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antara komponen yang satu dengan yang lain, sehingga jelas tugas dan wewenangnya serta tanggung jawab dari masing-masing komponen tersebut.
BAGAN 4.1
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI
(UPTD PENDIDIKAN SMPN 1 PANDAAN)
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
HJ. Erriastuti, M.Pd
Kepala Tata Usaha
Elfiah Jurida, S.H
Kelompok Jabatan Fungsional
Wakasek
Urusan Sarpras
DRS. As’ari
Urusan Kurikulum
DRA. Tarsiah
Urusan Kesiswaan
Narto, S.Pd
Urusan Humas
Sri Handayati, M.Pd
Laboran
Guru
Pustakawan
 






















5.    Data Guru, Karyawan dan Siswa-siswa
a.    Data Guru SMP Negeri 1 Pandaan Kec. Pandaan Kabupaten Pasuruan
Seiring dengan perkembangan serta semakin pesatnya kemajuan SMP Negeri 1 Pandaan, maka sekolah ini terus berbenah diri, salah satunya dilakukan melalui penambahan dan pembinaan tenaga pendidik yang sesuai dengan kompetensinya, dengan harapan bahwa siswa memperoleh apa yang menjadi tujuan dalam belajarnya. Tidak hanya itu saja, SMP Negeri 1 Pandaan juga menambah karyawan sebagai bentuk penataan dan perwujudan menuju lembaga pendidikan yang berkualitas.
Sesuai dengan observasi peneliti, SMP Negeri 1 Pandaan saat ini memiliki karyawan dan tenaga pengajar sebanyak 58 orang. Sesuai dengan tuntutan kompetensi dan Profesionalisme guru, para guru yang ada di SMP Negeri 1 Pandaan dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam mengajar memiliki latar belakang yang sesuai dengan bidang pendidikannya, yang mana sebagian besar dari mereka telah menempuh pendidikan sarjana strata satu (S1), ada juga beberapa guru yang masih menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau sarjana strata dua (S2) dan ada juga yang sudah lulus S2. Para guru mengakui, bahwa untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal, maka seorang guru harus memiliki modal keilmuan yang matang dan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.


Tabel 1.2
Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 1 Pandaan
No.
Jabatan
Nama
Jenis Kela-min
Usia
PendAkhir
Masa Kerja
L
P
1.
Kepala Sekolah
Hj. ERRI ASTUTI, M.Pd
-
55
S2
36
2.
Wakil Kepala Sekolah
HUMAS
Dra. RIEN SULISTYOWATI

53
S1
30
3.
Wakil Kepala Sekolah/KESISWAAN
NARTO, S.Pd

43
S1
12
4.
Wakil Kepala Sekolah
KURIKULUM
Dra. Hj. TARSIYAH

53
S1
26
5.
Urusan
SARPRAS
Drs. ASARI

52
S1
22
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)

Tabel 1.3
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru
Jumlah
GT/PNS
GTT/Guru Bantu
L
P
L
P
1.
S3/S2
1
4
-
-
5
2.
S1
17
21
6
8
52
3.
D-4
-
-
-
-
0
4.
D3/Sarmud
-
1
-
-
1
5.
D2
-
-
-
-
0
6.
D1
-
-
-
-
0
7.
≤ SMA/sederajat
-
-
-
-
0
Jumlah
18
24
6
8
58
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)
Tabel 1.4
  No.
Guru
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas mengajar
Jumlah
D1/D2
D3/
Sarmud
S1/D4
S2/S3
D1/D2
D3/
Sarmud
S1/D4
S2/S3
1.
IPA
-
-
6
3
-
-
-
-
9
2.
Matematika
-
1
8
-
-
-
-
-
9
3.
Bahasa Indonesia
-
-
7
-
-
-
-
-
7
4.
Bahasa Inggris
-
-
5
-
-
-
-
-
5
5.
Pendidikan Agama
-
-
6
-
-
-
-
-
6
6.
IPS
-
-
6
-
-
-
-
-
6
7.
Penjasorkes
-
-
4
-
-
-
-
-
3
8.
Seni Budaya
-
-
2
-
-
-
2
-
4
9.
PKn
-
-
4
-
-
-
-
-
4
10.
TIK/Keterampilan
-
-
1
-
-
-
1
-
1

11.
BK
-
-
3
-
-
-
-
-
3
12.
Lainnya: ..............
B. Jawa
B. Mandarin
b. Jerman
-
-

1
-
-
-
-
-

1
-
-

Jumlah
0
6
40
8
0
-
4
-
58
Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)





b.   Data siswa SMP Negeri 1 Pandaan
Keberadaan siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Kaitannya dalam hal ini SMP Negeri 1 Pandaan sampai sekarang memiliki jumlah siswa yang cukup besar, yaitu 1134 siswa, secara keseluruhan jumlah siswa terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX dan masing-masing kelas terdiri dari 37 siswa dan ada yang lebih. Sehingga secara keseluruhan jumlah ruang belajar di SMP Negeri 1 Pandaan terdiri dari 42 ruang belajar termasuk ruang Lab dan ruang praktek lain.
Tabel 1.4
Data Siswa SMP Negeri 1 Pandaan
Tahun ajaran 2017-2018
KELAS
VII
JML
VIII
JML
IX
JML
L
P
L
P
L
P
A
18
20
38
18
20
38
6
34
40
B
18
21
39
4
35
39
14
25
39
C
16
21
37
13
24
37
18
20
38
D
19
21
40
13
24
37
21
15
36
E
18
19
37
17
19
36
19
16
35
F
18
19
37
15
24
39
18
20
38
G
16
22
38
18
21
39
19
20
39
H
17
22
39
20
17
37
22
15
37
I
18
21
39
22
17
39
18
18
36
J
15
24
39
21
13
34
16
22
38
JUMLAH
173
210
383
161
214
375
171
205
376
TOTAL SISWA
383
375
376
SELURUHNYA
1134
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)

Tabel 1.6
Data Siswa 5 (lima) tahun terakhir
Th. Pelajaran
Jml Pendaftar
(Cln Siswa Baru)
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah
(Kls. VII + VIII + IX)
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Jml Siswa
Jumlah Rombel
Siswa
Rombel
2012/2013
342
309
9
203
9
242
9
754
27
2013/2014
448
373
10
308
10
202
9
883
29
2014/2015
450
392
10
375
10
308
10
1075
30
2015/2016
420
388
10
380
10
371
10
1139
30
2016/2017
450
381
10
385
10
376
10
1142
30
2017/2018
385
483
10
375
10
376
10
1134
30
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)
6.    Sarana dan Prasarana
Tabel 1.7
Data Ruang Belajar (Kelas)
Kondisi
Jumlah dan ukuran
Jml. ruang lainnya
yg digunakan untuk r. Kelas
(e)
Jumlah ruang yg digunakan u. R. Kelas
(f)=(d+e)
Ukuran
7x9 m2  (a)
Ukuran
> 63m2 (b)
Ukuran
< 63 m2 (c)
Jumlah (d) =(a+b+c)
Baik
24
6
-
30

0

30
Rsk ringan
-
-
-
-
Rsk sedang
-
-
-
-
Rsk Berat
-
-
-
-
Rsk Total
-
-
-
-
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)
Keterangan Kondisi:
Baik
Kerusakan < 15%
Rusak ringan
15% - <30%
Rusak sedang
30% - <45%
Rusak berat
45% - 65%
Rusak total
>65%
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)

Tabel 1.8
Data Ruang Belajar Lainnya
Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi*)
Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi
1. Perpustakaan
1
120
Rusak Berat
8. Lab. Multimedia
1
88
Baik
2. Lab. Biologi
1
120
Baik
9. Lab. PTD
-
-
-
3. Lab. Komputer
1
120
Baik
10. Ketrampilan
-
-
-
4. Lab. Kimia
1
120
Baik
11. Aula
1
180
Baik
5. Lab. Komputer
3
72
Baik
12. Kesenian
1
60
Baik
6. Lab. Bahasa
1
84
Baik
13. Serbaguna
1
80
Baik
7.Lab. Matematika
-
-
-
14. Lab. IPS
-
-
-
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)






7.    Jadwal Kegiatan Siswa
       Tabel 1.9
Jadwal Sholat Dhuha
NO
HARI/TANGGAL
KELAS
PENDAMPING
NO
HARI/TANGGAL
KELAS
PENDAMPING
1
Selasa,22 Januari 2018
7 A B
Drs.As'ari
13
Selasa, 12 Februari 2018
7 EF
Drs.As'ari
Walas
Walas
2
Rabu,24 Januari 2018
7 C D
H.MASDUKI,SPd
14
Rabu,13 Februari 2018
7G H
H.MASDUKI,SPd
Walas
Walas
3
Kamis,25 Januari 2018
7 E F
Drs.M.SOHIB
15
Kamis, 14 Februari 2018
7 IJ
Drs.M.SOHIB
Walas
Walas
4
Sabtu,26 Januari 2018
7GH
Istighfaroh,Sag
16
Sabtu, 17 Februari 2018
8 AB
Istighfaroh,Sag
Walas
Walas
5
Selasa,30 Januari 2018
7 IJ
Drs.As'ari
17
Selasa,20 Februari 2018
8 CD
Drs.As'ari
Walas
Walas
6
Rabu,31 Januari 2018
8 A B
H.MASDUKI,SPd
18
Rabu, 21 Februari 2018
8 EF
H.MASDUKI,SPd
Walas
Walas
7
Kamis,1 Pebruari 2018
8 C D
Drs.M.SOHIB
19
Kamis, 22 Februari 2018
8 GH
Drs.M.SOHIB
Walas
Walas
8
Sabtu,3 Pebruari2018
8 E F
Istighfaroh,Sag
20
Sabtu,24 Februari 2018
8 IJ
Istighfaroh,Sag
Walas
Walas
9
Selasa, 6 Pebruari 2018
8 G H
Drs.As'ari
21
Selasa,27 Februari 2018
7 AB
Drs.As'ari
Walas
Walas
10
Rabu, 7  Februari 2018
8IJ
H.MASDUKI,SPd
22
Rabu,28 Februari 2018
7 CD
H.MASDUKI,SPd
Walas
Walas
11
Kamis,8 Februari 2018
7 AB
Drs.M.SOHIB




Walas
12
Sabtu,10 Februari 2018
7 CD
Istighfaroh,Sag



Walas
(Sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)
     
Tabel 2.0
Jadwal Sholat Dhuhur
NO
HARI/TANGGAL
KELAS
NO
HARI/TANGGAL
KELAS
1
Selasa,02 Januari 2018
9 A B C
13
Rabu, 24 Januari 2018
9 G H I
2
Rabu,03 Januari 2018
9 D E F
14
Kamis,25 Januari 2018
9 J, 8 A B
3
Kamis,04 Januari 2018
9 G H I
15
Senin, 29 Januari 2018
8 C D E
4
Senin,08 Januari 2018
9 J, 8 A B
16
Selasa, 30 Januari 2018
8 F G H
5
Selasa,09 Januari 2018
8 C D E
17
Rabu, 31 Januari 2018
8 I J, 7 A
6
Kamis,11 Januari 2018
8 F G H
18
Kamis, 01 Februari 2018
7 B C D
7
Senin,15 Januari 2018
8 I J, 7 A
19
Senin, 05 Februari 2018
7 E F G
8
Selasa,16 Januari 2018
7 B C D
20
Selasa,06 Februari 2018
7 H I J
9
Rabu, 17 Januari 2018
7 E F G
21
Rabu,07 Februari 2018
9 A B C
10
Kamis, 18 Januari 2018
7 H I J
22
Kamis,08 Februari 2018
9 D E F
11
Senin,22 Januari 2018
9 A B C
23
Senin, 12 Februari 2018
9 G H I
12
Selasa,23 Januari 2018
9 D E F
24 
Selasa, 13 Februari 2018
9 J, 8 A B
(sumber data: dokumen SMP Negeri 1 Pandaan)

B.  Paparan Hasil Penelitian
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh data tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode observasi, metode wawancara (interview) dan metode dokumentasi. Adapun data-data yang penulis peroleh dari SMP Negeri 1 Pandaan mengenai Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa sebagai berikut:  
1.    Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa
Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan . Dalam hal ini Ibu Tarsiah selaku Waka Kurikulum juga mengemukakan pendapatnya mengenai strategi guru PAI dalam pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan, berikut hasil wawancaranya:
Untuk pembinaan akhlak Strategi yang ada diantaranya adalah: 1. Tentang jum’at beriman, 2. Sholat berjama’ah, baik itu dhuhur kemudian dhuha kemudian ada pembelajaran di kelas yang berhubungan dengan literasi, dimana literasi itu dibaca setiap hari untuk surat pendek, kalau hari selasa, rabu dan sabtu itu literasi umum, kalau hari kamis itu literasinya tentang surat-surat pendek, kalau sholat dhuha ada jadwalnya di guru agama yang membimbing kegiatan sholat dhuha itu semua guru yang mengajar di kelas tersebut, siswa juga menjadi imam sholat dhuha.” [84] 

Dalam kesempatan lain peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Hj. Erriastuti M.Pd. selaku Kepala Sekolah, Berikut wawancaranya:
“Di smp negeri 1 pandaan itu untuk siswanya siswa datang, saya pasti berusaha untuk nyalami anak-anak karna bagaimana pun dengan assalamualaikum itu awal kebaikan ya, kemudian dibiasakan anak-anak ke bapak ibu guru untuk selalu salim kalau ketemu kemudian kegiatan-kegiatan yang hubungannya dengan keagamaan itu selalu kita tingkatkan jadi kalau dulu itu hanya jum’at beriman isinya istighosah dan ceramah ditingkatkan dengan sholat dhuha berjamaah, maksudnya berjamaah itu bersama-sama dengan teman-temannya, ada jadwalnya kemudian ditambahkan juga ditingkatkan juga literasi dikelas itu tidak hanya baca buku bacaan saja tetapi juga menghafal ayat-ayat pendek dan lain sebagainya..”[85]

Hal ini sesuai, ketika peneliti melakukan penelitian pada tanggal, 23 Juli 2018, peneliti mengamati perilaku siswa diantaranya:
“Pada saat masuk gerbang sekolah para siswa melepas jaket dan turun dari sepedanya kemudian menyalimi guru piket dan kepala sekolah yang sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Peneliti juga melihat bagaimana lingkungan sekolah yang begitu sejuk karena banyaknya pepohonan yang sudah di programkan oleh sekolah ketika hari bumi untuk penanaman pohon di lingkungan sekolah. Kalau dengan penampilan siswa di SMP Negeri 1 Pandaan juga berpakaian rapi dan bersih dan selalu menaati peraturan yang ada di sekolah. Strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan juga sudah tersusun dengan baik hal ini dapat dilihat dari jadwal sholat dhuha yaitu setelah Mata Pelajaran Agama Islam sebelum istirahat siswa langsung bergegas pergi ke musholla sekolah dan langsung mengambil air wudhu kemudian melakukan sholat dhuha dan pada waktu sholat dhuhur para siswa juga diberi kesempatan untuk menjadi imam dengan didampingi oleh guru yang mengajar kelas tersebut”. [86]   

Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti diatas strategi pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan dengan 1. Mengikuti jum’at beriman, melakukan ibadah sunnah maupun ibadah wajib secara berjama’ah dan menjadi imam, berlaku sopan, santun terhadap bapak ibu guru, membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Perilaku-perilaku tersebut perlu dikembangkan agar nantinya siswa setelah lulus akan terbiasa melakukannya.
 Wawancara selanjutnya kepada Ibu Hj. Istighfaroh S.Ag selaku Guru Pendidikan Agama Islam di kantor guru dan berikut hasil wawancaranya:
“Pendidikan akhlak secara umum sangat penting, pendidikan akhlak disini itukan agak kekota-kotaan gitu ya disamping agak kekotaan pandaan termasuk kota industri yang notabene penduduknya kebanyakan dari luar daerah ini lain dengan daerah bangil, kalau disini kota industri itu yang membikin pembinaan akhlak disini itu lebih serius, Saya sebagai guru agama ya sesuai dengan bidang saya, saat mengajar selalu saya selipkan materi akhlak meskipun itu bukan waktunya materi akhlak ya selalu saya selipkan pendidikan akhlak saat pendahuluan pembelajaran terutama pembentukan karakter, karakter yang islami, sebagai bekal bagi anak-anak untuk jadi anak yang baik anak yang sholih dan sholihah jadi akhlak itu yang utama selalu saya selipkan,  pada waktu mengajar selalu saya selipkan materi tentang akhlak”. [87]

Wawancara selanjutnya dengan Bpk. Sohib selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya.
“Yang pertama membuat suatu peraturan-peraturan, tentang norma-norma itu ya, kemudian mengajak anak-anak untuk membiasakan diri untuk berperilaku yang baik terhadap bapak ibu dewan guru, seluruh karyawan dan teman, karena akhlak itu identik dengan agama maka guru agama paling depan untuk pembinaan akhlak ini, kan akhlak itu bisa dilihat dari kebiasaan sehari-hari anak-anak bisanya itu identik dengan karakter makanya dalam materi agama itu nilai itu dipadukan dengan akhlak, kalau nilainya bagus 90 tapi akhlaknya kurang itu juga berpengaruh beda dengan matematika kalau 90 ya 90 kalau agama itu bisa dilihat dari sikap juga, makanya sekarang itu K13 sangat mementingkan pendidikan karakter anak-anak dan karakter itu hanya yang mempunyai wewenang itu pelajaran Agama dan PKN jadi untuk pelajaran yang lain itu untuk nilai sikap itu tidak ada, hanya Agama dan PKN itu aja yang ada nilai sikap itu saja.” [88]

Hal ini sesuai, ketika peneliti melakukan penelitian pada tanggal, 23 Juli 2018, peneliti mengamati pembelajaran di kelas diantaranya:
“Guru Pendidikan Agama islam sedang melakukan proses pembelajaran, dimana dalam proses pembelajarannya dengan mengucapkan salam lalu membaca do’a sebelum memulai pembelajaran, guru meminta siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang lalu dan sedikit memberikan pendahuluan materi tentang akhlak, dengan menanyai perilaku baik apa saja yang sudah dilakukan ketika berangkat sekolah tadi, siswa menanggapinya dengan antusias. Setelah itu, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah”.[89]

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Guru Pendidikan Agama Islam dan observasi di kelas yang ada di SMP Negeri 1 Pandaan tentang peran Guru Pendidikan Agama Islam yaitu ketika mengajar guru selalu menyelipkan materi tentang akhlak meskipun itu bukan waktunya materi tentang akhlak sebagai pendahuluan pembelajaran sebagai pembentukan karakter bagi siswa, sebagai bekal bagi siswa agar menjadi anak yang sholih sholihah. Guru PAI juga mengajak siswa untuk membiasakan diri berperilaku baik terhadap Bapak Ibu Dewan Guru seluruh karyawan dan Teman. dalam Kurikulum 13 pelajaran pendidikan Agama Islam itu ada penilaian Sikap (akhlak) jadi jika akhlaknya kurang baik akan berpengaruh terhadap nilai Pendidikan Agama Islamnya.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Asari selaku guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan:
“Bimbingan akhlak bukan semata-mata tugas guru Pendidikan Agama Islam saja akan tetapi tugas semua guru. Kalau dari saya sendiri dengan pendekatan personal. Misal ada pelanggaran ringan langsung melihat, saya rangkul dan tegur. Jika pelanggarannya sudah berat, maka dipanggil dan diajak ngobrol berdua. Jika terlalu berat, disidang. Bila tidak ada perubahan, diberi surat peringatan, bila surat peringatan tak dihiraukan, langsung dikeluarkan”. [90]

peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Hj. Erriastuti M.Pd. selaku Kepala Sekolah, Berikut hasil wawancaranya:
“contoh yang lalu sudah agak lama juga gitu setiap kali agak siang, melompat pagar anaknya, sudah berkali-kali diperingatkan guru, BK, kalau sudah saya yang memanggil harus bersama dengan kedua orang tua ternyata anaknya saya tanya, nak cita-citamu apa sih, saya pengen jadi polisi bu, polisi itu pekerjaannya nagkap siapa? Maling bu, maling itu pekerjaanya gimana, melompat tembok, kamu kok meloncat tembok nak, cita-citanya jadi polisi, kemana sih kamu kalau melompat tembok? Main game, kan disana di perumahan ada game online memang, terus kalau seperti itu kapan jadi polisinya, kalau sejak awal tidak tertib suka meninggalkan sekolah, sudah ibu saya tidak mengulangi kata siswa tersebut”.[91]

Peneliti menyimpulkan bahwa pembinaan akhlak yang dilakukan dengan pendekatan personal merupakan langkah yang dilakukan guru dengan mendekati siswa secara individu dengan memberikan bantuan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswa dan bimbingan moral kepada masing-masing individu. Pendekatan ini dilakukan dengan metode dialog/hiwar, yaitu percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada tujuan yang dikehendaki.
Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Sohib selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pandaan beliau menjelaskan Bahwa:
“Guru sebagai teladan ketika dalam perilakunya, ucapan, gerakan, dan sikap harus dapat di contoh artinya dalam hal yang positif contohnya cara mengucapkan salam, dalam hal sholat, ketika bertemu orang dengan senyum, sapa. Dalam hal ini perilakunya harus dapat menunjukkan sosok seorang guru sebagai panutan”. [92]

Wawancara selanjutnya dengan Ibu Istighfaroh selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya.
“paling tidak itu memberi contoh yang baik pada anak-anak, sering melakukan kegiatan keagamaan, disini itu ada namanya jum’at beriman, jum’at beriman itu setiap awal bulan lalu ada sholat berjamaah, kemudian sholat jum’at itukan sarana untuk pendidikan akhlak, membiasakan salim kepada guru, kita juga sebagai guru memberikan contoh yang baik disiplin dalam kesehariannya, pada saat pembelajaran kita datang tepat waktu itukan termasuk pembelajaran secara tidak langsung jadi anak itu akan meniru, jadi harus dari gurunya yang memulai, guru harus memberikan contoh yang baik, dan yang paling penting seorang guru harus berdo’a agar siswa-siswanya menjadi anak yang sholeh sholihah, sukses.” [93]

Untuk mendukung jawaban dari Guru PAI, peneliti bertanya pada Ibu Erriastuti selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandaan beliau menjelaskan bahwa:
“perlakuan-perlakuan itu harus yang ramah harus yang menyenangkan anak-anak, sampai-sampai anak-anak itu kalau ada apa-apa ya ke saya, jadi “bu saya ada perlu” ya ke sini kalau tidak ya ngirim surat mas, ke saya. saya kalau jalan gitu di kasih surat ya tidak apa-apa masukan dari anak-anak, saya selalu welcome sama anak-anak tidak pernah ada batasan yang penting anak-anak jadi baik dan mau berprestasi selama disini.”. [94]

Memahami dari metode diatas, penulis menyimpulkan bahwa dengan sikap dan tindakan dari guru yang baik maka siswa diharapkan untuk meniru tingkah laku gurunya agar tercapai akhlakul karimah siswa.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Bapak Asari selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pandaan beliau menjelaskan bahwa:
“Pembiasaan siswa dimulai dengan masuk siswa bersalaman dengan guru piket, siswa yang masuk gerbang sekolah, turun dari sepeda dan harus melepas jaket yang dikenakan agar tahu identitas siswa, siswa mengikuti jadwal kegiatan sholat wajib berjamaah, sholat dhuha dan kegiatan islami lainnya diantaranya ada jum’at beriman disini”. [95]

Wawancara selanjutnya dengan Bapak Sohib selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya:
Metodenya yaitu melakukan kegiatan pembiasaan, saling sapa, saling salam, kemudian setiap pagi ada siswa bersalaman dengan guru setiap pagi. Kalau didalam kelas harus saling membantu dengan temannya, tidak boleh menyakiti teman”. [96]

Wawancara selanjutnya dengan Ibu Istighfaroh selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya:
“Disini ada piket ya jadi setiap guru ada piketnya untuk bersalaman dengan para siswa, setiap hari ada para guru yang ada di pintu masuk untuk bersalaman dengan siswa, pada saat jam pelajaran kita tanyai bagaimana tadi sudah bersalaman dengan orang tuanya, mengingatkan supaya terbiasa berakhlak mulia dengan salim kepada orang tuanya, di materi pembelajaran itu kan sudah ada hormat kepada orang tua, kepada guru dan teman, biasanya saya pake metode Role playing, jadi disitu siswa mempraktekkan bagaimana hormat kepada orang tua, guru dan teman, setelah role playing tadi kita kasih penguatan kalau temannya tadi itu praktek yang kurang baik ya jangan ditiru, harapannya jangan saat praktek saja tapi akhlak yang baik itu juga di terapkan hormat kepada orang tua, guru dan teman, Selain role playing, itu biasanya saya pake pertanyaan setelah itu saya suruh mencatat misalnya sikap jujur kalian pernah tidak jujur dalam hal apa, kalian jujur dalam hal apa anak-anak saya suruh mencatat di buku”. [97]

Hal ini sesuai, ketika peneliti melakukan penelitian pada tanggal 21 Juli 2018 peneliti mengamati perilaku siswa diantaranya:
“ketika masuk gerbang siswa melepas jaket dan turun dari sepedanya lalu bersalaman dengan dengan guru piket, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah,  ketika bertemu guru siswa bersikap sopan dan bersalaman. Semua kegiatan pembiasaan tersebut dilakukan secara rutin setiap hari.” [98]

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tarsiah selaku Waka Kurikulum SMP Negeri 1 Pandaan beliau menjelaskan bahwa:
“Semua pembiasaan yang baik dapat dijalankan dengan baik bila ada komitmen secara bersama dan didukung dengan kerja keras oleh semua komponen yang ada di sekolah sesuai dengan kemampuan masing-masing dan secara berkesinambungan”. [99]

Dari uraian diatas menurut peneliti di dalam melaksanakan strategi pembiasaan diperlukan beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan, dengan cara penciptaan komitmen secara bersama oleh komponen yang ada di sekolah, pengelolaan kegiatan dengan strategi atau program yang jelas, dan perbaikan setiap kegiatan secara berkesinambungan. Diantara metode yang digunakan guru PAI di SMP Negeri 1 Pandaan  yaitu bertanya kepada siswa apakah sudah bersalaman dengan orang tua di rumah dan kegiatan akhlak apa saja yang sudah dilakukan di rumah atau lingkungan masyarakat untuk membiasakan siswa berakhlak mulia, disini guru juga menggunakan metode Role Playing yaitu memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk praktik menempatkan diri mereka pada peran-peran dan situasi-situasi yang akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri dan orang lain.[100] Dengan metode role playing ini di harapkan siswa akan terbiasa berakhlak baik pada orang tua, guru dan teman.
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Bapak Sohib selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pandaan beliau menjelaskan bahwa:
 “Kalau didalam kelas harus saling membantu dengan temannya, tidak boleh menyakiti teman, kalau di dalam kelas itu ada kesepakatan kelas, misalkan siswa mengambil barang atau uang milik temannya kesepakatan kelasnya yaitu mengembalikan  dua kali lipat dari yang di ambil tadi, sehingga siswa itu tidak berani karena itu sudah kesepakatan kelas itu hukumannya dan disemua kelas itu ada peraturannya siswa tidak piket hari itu maka harus piket sendiri membantu di hari berikutnya, tergantung dengan beratnya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa itu. Semua dilakukan agaer siswa dapat efek jera dan tidak melakukan pelanggaran tersebut kembali. Kalau masih tidak jera biasanya dikasih surat peringatan mas, dan kalau masih melakukannya lagi dikembalikan ke wali murid”. [101]

Hukuman hanya diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah, maka pemberian hukuman pun baru diberikan. Di semua kelas itu ada kesepakatan kelas atau peraturan kelas, misalnya mengambil barang milik teman maka harus mengembalikan 2X lipatnya. Dengan adanya hukuman diharapkan supaya anak-anak paham tentang pelanggaran yang sudah dilakukannya dan tidak akan melakukannya kembali.

2.    Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
Membina dan mendidik akhlak terhadap siswa di sekolah tidak selamanya berjalan mulus tanpa halangan dan rintangan bahkan sering terjadi berbagai masalah dan yang mempengaruhi proses pembinaan akhlakul karimah siswa disekolah. Dalam pembinaan akhlakul karimah siswa ada faktor pendukung dan penghambat yang sangat berpengaruh dalam pembinaan akhlak siswa tersebut.
a.    Faktor Pendukung
Disini akan dijelaskan mengenai faktor pendukung pembinaan akhlakul karimah siswa yang dihasilkan dari wawancara peneliti dengan Ibu Erriastuti selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandaan, berikut ini pemaparannya:
“Semua pihak disini harus termasuk adik-adik pembantu pelaksana itu juga saya beri tahu tidak apa-apa mengingatkan anak-anak untuk kebaikan tetapi dengan cara yang santun jangan di tunjuk-tunjuk, nah anak kan tidak terima karna di rumah merasa di perlakukan nyaman di sekolah kok di marah i, jadi perlakuan-perlakuan itu harus yang ramah harus yang menyenangkan anak-anak, sampai-sampai anak-anak itu kalau ada apa-apa ya ke saya, jadi “bu saya ada perlu” ya ke sini kalau tidak ya ngirim surat mas, ke saya. saya kalau jalan gitu di kasih surat ya tidak apa-apa masukan dari anak-anak, saya selalu welcome sama anak-anak tidak pernah ada batasan yang penting anak-anak jadi baik dan mau berprestasi selama disini”. [102]

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Bapak Sohib selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pandaan beliau menjelaskan Bahwa:
“Guru sebagai teladan ketika dalam perilakunya, ucapan, gerakan, dan sikap harus dapat di contoh artinya dalam hal yang positif contohnya cara mengucapkan salam, dalam hal sholat, ketika bertemu orang dengan senyum, sapa. Dalam hal ini perilakunya harus dapat menunjukkan sosok seorang guru sebagai panutan”. [103]

Dalam hal ini peneliti melakukan Wawancara dengan Ibu Istighfaroh selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya:
“Disini ada piket ya jadi setiap guru ada piketnya untuk bersalaman dengan para siswa, setiap hari ada para guru yang ada di pintu masuk untuk bersalaman dengan siswa, pada saat jam pelajaran kita tanyai bagaimana tadi sudah bersalaman dengan orang tuanya, mengingatkan supaya terbiasa berakhlak mulia dengan salim kepada orang tuanya, di materi pembelajaran itu kan sudah ada hormat kepada orang tua, kepada guru dan teman, biasanya saya pake metode Role playing, jadi disitu siswa mempraktekkan bagaimana hormat kepada orang tua, guru dan teman, setelah role playing tadi kita kasih penguatan kalau temannya tadi itu praktek yang kurang baik ya jangan ditiru, harapannya jangan saat praktek saja tapi akhlak yang baik itu juga di terapkan hormat kepada orang tua, guru dan teman. Selain role playing, itu biasanya saya pake pertanyaan setelah itu saya suruh mencatat misalnya sikap jujur kalian pernah tidak jujur dalam hal apa, kalian jujur dalam hal apa anak-anak saya suruh mencatat dibuku”.[104]

Dalam mengajarkan materi akhlak disini mengajak anak didik untuk pro aktif menggali sifat-sifat terpuji seperti memakai metode role playing. Maka dai sinilah pentingnya metode pembelajaran supaya siswa bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah.
Dalam hal ini peneliti melakukan Wawancara dengan Ibu Istighfaroh selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya:
“Yang mendukung dari pembinaan akhlak itu yang utama itu dari faktor keluarga, guru disini hanya sebagai fasilitator saja anak-anak bersama guru disini kan hanya tujuh jam saja, siswa itu lebih banyak dirumah artinya dilingkungan keluarga, jadi menurut saya yang paling banyak berperan itu dilingkungan keluarga, kita sebaik apapun dalam membina akhlak anak tapi kalau tidak ada dukungan dari keluarga tidak memberikan suri tauladan yang baik bagi anak tidak memberikan motivasi itu ya tidak bisa, jadi menurut saya itu kalau anak itu dari latar belakang keluarga yang kurang baik (broken home) itu biasanya dibarengi dengan jadi anak yang nakal Cuma tidak semuanya sih, lingkungan keluarga itu yang paling berpengaruh. [105]

Wawancara selanjutnya dengan Ibu Erriastuti selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Pandaan bahwa orang tua di rumah juga harus membina akhlakul karimah anak-anaknya, berikut pemaparannya:
“Memang kadang-kadang orang tua perlu untuk dipanggil, jadi contoh yang lalu sudah agak lama juga gitu setiap kali agak siang, melompat pagar anaknya, sudah berkali-kali diperingatkan guru, BK, kalau sudah saya yang memanggil harus bersama dengan kedua orang tua ternyata anaknya saya tanya, nak cita-citamu apa sih, saya pengen jadi polisi bu, polisi itu pekerjaannya nagkap siapa? Maling bu, maling itu pekerjaanya gimana, melompat tembok, kamu kok meloncat tembok nak, cita-citanya jadi polisi, kemana sih kamu kalau melompat tembok? Main game, kan disana di perumahan ada game online memang, terus kalau seperti itu kapan jadi polisinya, kalau sejak awal tidak tertib suka meninggalkan sekolah, sudah ibu saya tidak mengulangi, setelah anaknya keluar terus orang tuanya saya sidang, maaf Bapak kerjanya apa, di perusahaan, diperusahaan itu apa kerjanya pagi saja atau ada sift, ada sift, berarti pernah kerja pagi, kerja malam, pernah tidak anaknya di ajak jum’atan, anak laki-laki soalnya, tidak pernah, nah itu satu-satunya momen yang paling bagus diantaranya pada saat jum’atan diajak bareng, setelah jum’atan diajak beli es kacang ijo atau apalah sambil ngomong-ngomong itu momen yang paling dekat supaya anak ini dekat sama bapaknya jangan diumbar-umbar saya bilang begitu, itulah diantara trik-trik saya untuk tidak selalu menyalahkan anak, kadang orang tua itu selama ini kurang perhatian, jadi trik-trik saya seperti itu, jadi tidak kasar tapi mengena.[106]

Kebersamaan antara pihak guru dengan siswa dalam sekolah dan keikut sertaan orang tua sangat diperlukan sehingga antara guru satu dengan yang lain ada kerja samanya dalam menerapkan pembinaan akhlakul karimah siswa tidak pandang bulu wujud dari kerjasama tersebut dengan adanya program kegiatan pembinaan akhlakul karimah siswa yang dibuat oleh para guru, disamping itu komunikasi antar guru dan civitas sekolah juga sangat diperlukan sehingga tidak ada salah persepsi atau salah paham.
Peneliti melakukan Wawancara dengan Bapak Sohib guru Pendidikan Agama Islam yaitu:
Adanya fasilitas musholla, kemudian buku-buku literatur itukan faktor pendukung, semua guru juga mendukung atau ikut aktif dalam membina akhlak”. [107]

Dalam kesempatan lain peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Tarsiah selaku Waka Kurikulum, Berikut wawancaranya:
“Karna banyaknya kegiatan yang ada program-program pembinaan akhlak terus berlanjut kemudian faktor pendukung lainnya itu ya adanya musholla yang sudah di bangun yang lain yaitu guru-guru yang mempunyai niat untuk mengembangkan akhlak”. [108]

Faktor pendukung lainnya yang ada di SMP Negeri 1 Pandaan yaitu selain program-program pembinaan akhlak yang lumayan baik, dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup lengkap seperti adanya musholla, buku-buku tentang akhlak dan juga semua guru SMP Negeri 1 Pandaan yang mempunyai niat untuk mengembangkan akhlak.
b.    Faktor Penghambat
Dalam hal ini peneliti melakukan Wawancara dengan Ibu Tarsiah selaku Waka Kurikulum sebagai berikut:
“Faktor penghambatnya kalau pada waktu sholat dhuha, banyak menyita waktu untuk belajar, jadi sholat dhuha itukan sudah terjadwal tapi masih mengganggu pelajaran karna pada waktu sholat dhuha tidak semua siswa bisa sholat dhuha yang sholat dhuha pada waktu pelajaran agama dimana pada waktu pelajaran agama itu sebelum istirahat jadi tidak semua kelas bisa sholat dhuha, kemudian yang kedua itu pada jumat beriman, pada jum’at beriman itu hanya 1 bulan 1 kali, bukan setiap jum’at karna disini ada jum’at berseri dimana di dalam jum’at berseri itu ada jum’at berimannya, hanya 1 kali dalam 1 bulan”. [109]

Disini faktor penghambat menurut Waka Kurikulum yaitu jadwal atau waktu sholat dhuha yang kurang optimal sehingga tidak semua siswa bisa melaksanakan sholat dhuha hanya pada saat pelajaran PAI saja dan juga jum’at beriman hanya ada 1 kali dalam 1 bulan yakni dilaksanakan saat awal bulan saja.
Peneliti juga melakukan Wawancara dengan Ibu Erriastuti selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Pandaan berikut ini pemaparannya:
“Yang menghambat disini ya bagi orang tua yang mana kadang-kadang itu di panggil sampai berulang kali, ini ya jadi yang membuat saya dan ibu bapak dewan guru merasa hati ini teriris-iris kadang-kadang ada orang tua yang tidak sanggup/sudah angkat tangan dengan perilaku anaknya, tapi sekarang tidak mas, kalau tahun yang lalu itu ada anak yang ikut Punk contoh ya anda tau sendiri bagaimana anak yang ikut Punk  jangankan sekolah orang tua aja tidak digubris kan gitu, jadi dia kalau ada jam-jam tertentu gitu sudah dia lari dia meninggalkan sekolah dengan cara apapun dia dan sebagainya, sampai orang tuanya dipanggil ya BP itu mas biasanya nangani sampai manggil orang tua sampai beberapa kali gitu kalau sudah final ke saya pastinya, jadi orang tuanya sudah tidak sanggup sudah biar aja tidak sekolah tidak apa-apa begitu kata orang tuanya, bayangkan nah anda kan calon guru bagaimana perasaan anda pasti teriris iris hati ini seperti itu apalagi itu anak kita ya, tidak kurang akal mas jadinya anak ini bisa terselamatkan karna dia punya nenek kebetulan rumahnya di pasrepan sana jadi akhirnya ikut neneknya pindah kesana supaya saya ingin menjauhkan dari kelompok punk yang ada di pandaan, jadi ikatan batin anak punk itu kuat, kalau di pasrepan kan beda gak ada punk. Jadi sekolah ini berusaha jangan sampai anak-anak ini tidak diperlakukan dengan baik oleh sekolah oleh lingkungan, maupun orang tuanya sendiri, jangan sekali-sekali menyalahkan anak, karena bagaimanapun anak ini berangkat dari rumah, bagaimana kondisi di rumah harus di urai kenapa anak ini kok bisa seperti ini sekarang diatur di kasih tau dilarang di pelajari ini itu di sekolah di rumah di biarkan bebas ya balik lagi, sehingga kita sebagai seorang pendidik jangan sekali-sekali langsung memfonis anak jangan, anak itu banyak yang dia lakukan, bagaimana pun dia melihat, mendengarkan, meniru dari mana kalau tidak dari keluarga dahulu, baru ke yang lain.”.[110]

Kontrol dan monitoring keberhasilan dan tidak berhasilan pelaksanaan pembelajaran serta pembinaan akhlakul karimah sedikit banyak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitar mendukung bagi proses pembinaan akhlak, maka dia akan mampu memberikan kontribusi yang baik. Sebaliknya, jika kondisi lingkungan terbukti tidak mendukung, jelas akan mempengaruhi proses dalam pembinaan akhlakul karimah siswa.
Peneliti melakukan Wawancara dengan Ibu Istighfaroh selaku Guru Pendidikan Agama Islam di ruang guru memberikan pendapatnya, berikut ini pemaparannya:
“sebetulnya ya dari faktor yang mendukung itu juga kalau yang mendukung itu positif, dari keluarga, dari lingkungan yang kurang kondisif, teman belajar yang tidak baik, kemudian karena mereka tidak mengikuti ngaji madin, itu yang bisa menghambat pembentukan karakter anak, mungkin karena kurangnya perhatian orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, kalau dari lingkungan sekolah sendiri yang menghambat itu kalau sarana disini sudah mendukung, itu tergantung personalnya sendiri sudah kita susun jadwal sholat dengan sebaik mungkin tapi siswa itu kadang melihat anak yang tidak sholat jadi tidak sholat, anak itu jadi rajin sholat karna ada nilainya atau point atau tanda tangan itu yang membuat anak itu jadi berkarakter baik agak ditakut-takut i kalau tidak ada point yang semangat saja yang sholat yang males ya gak akan sholat”. [111]

Menurut hasil wawancara diatas siswa kurang sadar akan pentingnya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh sekolah, apalagi kegiatan tersebut berkaitan sekali dengan pembinaan akhlak siswa.
Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Sohib guru Pendidikan Agama Islam yaitu:
“Kalau faktor yang menghambat biasanya itu dari luar, kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dari luar itu yang menghambat teman itu kan tidak semuanya baik kan, lingkungan masyarakat, faktor keluarga juga bisa, karna keluarganya kurang membina akhlak anak tersebut, kalau di sekolah sendiri kecil faktor penghambatnya karena disini selalu ditekankan disiplin, kalau disini jarang kalaupun ada itu masih bisa diminimalisir, karna kegiatan disini sudah mendukung untuk pembinaan akhlak”. [112]

 Lingkungan keluarga merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh sekali terhadap pendidikan akhlak yang selama ini diterima siswa, dalam arti apabila lingkungan keluarga baik, maka baik pula kepribadian anak, yang mana hal tersebut merupakan alat pendukung dalam pembinaan akhlak siswa. Begitu juga sebaliknya ketika lingkungan keluarga buruk, maka buruk pula kepribadian anak dan hal tersebut merupakan penghambat dalam pembinaan akhlak siswa.



[84] Wawancara dengan Ibu Tarsiah Waka Kurikulum, SMP Negeri 1 Pandaan, 21 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[85] Wawancara dengan Ibu Erriastuti Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandaan, 25 juli 2018 Pukul 08.30 WIB
[86] Hasil Observasi Kebiasaan Siswa, tanggal 21 Juli 2018, jam 07.00
[87] Wawancara dengan Ibu Istighfaroh Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[88] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 09.00 WIB
[89] Observasi Kelas VII C, SMP Negeri 1 Pandaan, 23 Juli 2018 Pukul 07.30 WIB
[90] Wawancara dengan Bapak Asari Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 08.30 WIB
[91] Wawancara dengan Ibu Erriastuti Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandaan, 25 juli 2018 Pukul 08.30 WIB
[92] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 09.30 WIB
[93] Wawancara dengan Ibu Istighfaroh Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 07.30 WIB
[94] Wawancara dengan Ibu Erriastuti Kepala Sekolah, SMP Negeri 1 Pandaan, 25 juli 2018 Pukul 08.30 WIB
[95] Wawancara dengan Bapak Asari Guru pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 18 juli 2018 Pukul 09.00 WIB
[96] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 10.00 WIB
[97] Wawancara dengan Ibu Istighfaroh Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 07.30 WIB
[98] Hasil observasi Kebiasaan Siswa, di Depan Gerbang Masuk Sekolah, tanggal 21 Juli 2018, jam 06.30 WIB
[99] Wawancara dengan Ibu Tarsiah Waka Kurikulum, SMP Negeri 1 Pandaan, 21 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[100] Aris Shohimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) hlm. 161
[101] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 10.00 WIB
[102] Wawancara dengan Ibu Erriastuti Kepala Sekolah, SMP Negeri 1 Pandaan, 20 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[103] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 09.30 WIB
[104] Wawancara dengan Ibu Istighfaroh Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 07.30 WIB
[105] Wawancara dengan Ibu Istighfaroh Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 07.30 WIB
[106] Wawancara dengan Ibu Erriastuti Kepala Sekolah, SMP Negeri 1 Pandaan, 20 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[107] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 10.00 WIB
[108] Wawancara dengan Ibu Tarsiah Waka Kurikulum, SMP Negeri 1 Pandaan, 21 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[109] Wawancara dengan Ibu Tarsiah Waka Kurikulum, SMP Negeri 1 Pandaan, 21 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[110] Wawancara dengan Ibu Erriastuti Kepala Sekolah, SMP Negeri 1 Pandaan, 25 juli 2018 Pukul 08.00 WIB
[111] Wawancara dengan Ibu Istighfaroh Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 16 juli 2018 Pukul 07.30 WIB
[112] Wawancara dengan Bapak Sohib Guru Pendidikan Agama Islam, SMP Negeri 1 Pandaan, 17 juli 2018 Pukul 10.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar