Kamis, 02 Mei 2019

Skripsi Achmad Dimyati BAB 1

Tidak ada komentar:

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam melaksanakan pendidikan islam, peranan pendidik sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung jawab dan menentukan arah pendidikan tersebut. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan yang bertugas sebagai pendidik, karena memiliki ilmu pengetahuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Pendidik mempunyai tugas yang mulia, sehingga islam memandang pendidik mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada orang-orang yang tidak berilmu dan orang-orang yang bukan sebagai pendidik. Tetapi disamping itu orang-orang yang berilmu tidak boleh menyembunyikan atau menyimpan ilmu-ilmu yang dimilikinya itu untuk dirinya sendiri, melainkan memberikan dan menolong orang lain yang tidak berilmu sehingga menjadi berilmu (pandai).[1]
Pendidikan seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zaman nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang.[2]

Di dalam hal pendidik islam ini Al Gazali mewajibkan kepada para pendidik islam harus memiliki adab yang baik, karena anak-anak didiknya selalu melihat pendidiknya sebagai contoh yang harus diikutinya. Dan hal ini harus diinsafi oleh pendidik. Mata para anak didik selalu tertuju kepadanya dan telinganya selalu mendengarkan tentangnya. Maka bila ia menganggap baik berarti baik pula di sisi mereka dan apa yang ia anggap jelek berarti jelek pula di sisi mereka.
Dengan pendapat tersebut diatas, menunjukkan betapa beratnya tugas pendidik itu menurut pandangan islam. Persyaratan tersebut tidak lain bertujuan agar para pendidik dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak didiknya tidak merugikan pertumbuhan jiwa anak didik dan merugikan agama. Secara tidak langsung hal tersebut dapat dimengerti bahwa para pendidik mempunyai pengaruh yang besar terhadap anak didiknya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.[3]
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya, baik ia sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial.
Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan yang dialaminya, ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai material, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.
Manusia pasti kehilangan kendali dan salah arah bila nilai-nilai spiritual ditinggalkan, sehingga mudah terjerumus ke berbagai penyelewengan dan kerusakan akhlak. Misalnya melakukan perampasan hak-hak orang lain, penyelewengan seksual dan pembunuhan.[4]
Dalam ajaran islam disebutkan , bahwa kebaikan manusia di lihat dari segi budi pekerti atau akhlaknya, sesuai dengan firman allah dalam surat ali-imran ayat 134 yang berbunyi sebagai berikut :
tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZムÎû Ïä!#§Žœ£9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏJÏà»x6ø9$#ur xáøtóø9$# tûüÏù$yèø9$#ur Ç`tã Ĩ$¨Y9$# 3 ª!$#ur =Ïtä šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÌÍÈ
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Dan  Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan(Q.S. Ali Imran: 134).[5]

Manusia dituntut untuk mempunyai akhlak yang baik atau akhlakul karimah sebab dengan akhlak ini manusia dapat menemukan kebahagiaan setiap harinya hingga menuju akhirat, dan juga dicintai oleh banyak orang.
Berakhlak mulia merupakan tingkah laku atau budi pekerti yang diajarkan dalam islam. Jadi mereka yang berkepribadian takwa, taat menjalankan ajaran-ajaran agama, harus memiliki budi pekerti yang luhur atau akhlak yang mulia. Akhlak mulia menurut ajaran islam ialah setiap perbuatan yang sesuai dengan yang di  perintahkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tuhan telah memerintahkan kita untuk menghiasi diri dengan akhlak mulia, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Qoshas ayat 77 yang berbunyi :

Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ  
Artinya:
“dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan(Q.S. Al-Qoshas: 77).[6]

Dari ayat tersebut jelas bahwa Allah menghendaki agar umat manusia berbuat baik, berbudi pekerti luhur. Dan Allah sangat membenci orang-orang yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Akhlak mulia yang telah dikehendaki oleh Islam telah tercermin dalam pribadi Rasulullah saw. Memang agama Islam dilahirkan ditengah masyarakat yang bermoral rendah dan kerusakan akhlak, oleh sebab itu agama Islam sangat mengutamakan sopan santun atau akhlakul karimah.  
Pengertian pendidikan seperti yang lazim dipahami sekarang belum terdapat di zaman Nabi. Tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, menberikan contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu, telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang.[7]
Orang Arab Mekah yang tadinya penyembah berhala, musyrik, kafir, kasar dan sombong maka dengan usaha dan kegiatan Nabi mengislamkan mereka, lalu tingkah laku mereka berubah menjadi penyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa, mukmin, muslim, lemah lembut dan hormat pada orang lain.
Mereka telah berkepribadian muslim sebagaimana yang dicita-citakan oleh ajaran islam. Dengan itu berarti Nabi telah mendidik, membentuk kepribadian yaitu kepribadian muslim dan sekaligus berarti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendidik yang berhasil. Apa yang beliau lakukan dalam membentuk manusia, kita rumuskan sekarang dengan pendidikan islam. Cirinya ialah perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat, dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya. Dengan demikian, secara umum pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim.[8]
Dalam pendidikan agama dalam hal ini adalah pendidikan Islam, merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai moral atau akhlak. Pendidikan islam tidak dapat diragukan sebagai pusat-pusat pemelihara dan pengembangan nilai-nilai moral atau akhlak yang didasarkan agama Islam.[9]
Perbaikan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam kepada anak didik, strategi merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, terlebih terkait erat dengan proses pembinaan akhlakul karimah siswa. Strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa pada dasarnya nantinya juga sangat mempengaruhi tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri. Terlebih apabila pengaruh terhadap tingkat kesadaran siswa dalam mengamalkan nilai-nilai luhur, baik yang ada dalam lembaga atau di luar lembaga, baik yang bersifat formal maupun non formal.[10]
Pada setiap lembaga pendidikan baik yang bersifat formal atau non formal, pastilah mempunyai komitmen yang kuat terhadap usaha untuk pembinaan akhlakul karimah siswa, hal ini tidak bisa di pungkiri lagi karena pembinaan setiap lembaga pendidikan yang berkomitmen untuk membina akhlakul karimah pada siswanya, tentunya memiliki strategi atau cara tersendiri dalam proses pembinaannya. Hal ini disebabkan perbedaan karakter dari masing-masing peserta didik pada suatu lembaga pendidikan tertentu pula. Keberagaman strategi guru agama islam dalam proses pembinaan akhlakul karimah bertujuan untuk menarik minat belajar para siswa, dan untuk membentuk suasana belajar yang tidak menjenuhkan dan monoton sehingga kelancaran dan keberhasilan dalam pembinaan akhlakul karimah siwa dapat semaksimal mungkin berhasil dengan baik. Tanpa adanya strategi  guru agama Islam sudah barang tentu proses pembinaan akhlakul karimah siswa tidak dapat berjalan dengan maksimal, gaya mengajar dan menyampaikan materi pelajaran agamapun harus bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan kelas, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan mampu memahami serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.[11]
 Tugas  guru  pendidikan  agama  Islam  di sekolah adalah   membina dan mendidik siswanya melalui pendidikan agama Islam  yang  dapat  membina akhlak para siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas tersebut terasa berat karena ada unsur tanggung jawab mutlak  guru, akan tetapi juga keluarga  dan  masyarakat  mendukung  dan bertanggung jawab serta bekerja  sama  dengan  mendidik  anak,  maka  pembinaan  akhlakul karimah akan dicapai dengan baik.
Peranan guru sebagai pentransfer ilmu sangatlah penting. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan itu dalam bentuk materi-materi saja, tetapi lebih dari itu harus dapat menyentuh sisi tauladannya. Sebab perilaku seorang gurulah yang pertama-tama dilihat siswanya. Seorang guru selain memberikan pendidikan yang bersifat materi pelajaran, juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan. Bagaimana murid akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan oleh gurunya, jika gurunya sendiri tidak pernah memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya.
Tujuan dari pendidikan akhlak itu sendiri ialah membina dan membangun kejiwaan serta keadaan seorang anak, sehingga anak tidak akan terpengaruh oleh lingkungan atau pergaulan yang merugikan dan kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak tidaknya mereka sudah dapat berfikir secara bertanggung jawab dan di dalam diri mereka sudah terbentuk suatu fundamen akhlak yang baik sebagaimana yang diharapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka seorang guru pendidikan agama Islam mampu berupaya dan menggunakan beberapa strategi dalam upaya pembinaan akhlak siswa, baik itu strategi dalam penyampaian materi agama Islam dengan menggunakan metode atau strategi tentang kegiatan apa saja yang harus di laksanakan dalam membina akhlak siswa, karena dengan menggunakan strategi dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan dalam pendidikan.
Strategi yang harus dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak anak didik, selain menggunakan beberapa metode dalam penyampaian materi juga harus ditunjang dengan adanya keteladanan atau pembiasaan tentang sikap yang baik, tanpa adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi tugas guru pendidikan agama Islam untuk memberikan keteladanan atau contoh yang baik dan membiasakannya  bersikap baik pula. Masa di usia pendidikan dasar dan menengah adalah masa yang sangat menentukan untuk masa depannya. Pendidikan akhlak anak harus dimulai sejak dini agar mereka menjadi penerus bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada pendidikan yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah, keluarga, dan lingkungan secara kontineu, dengan mengkomunikasikan perkembangan anak kepada pihak sekolah atas apa yang menjadi kebiasaan anak di rumah dan di lingkungan agar terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan guru untuk perbaikan pendidikan khususnya akhlak anak didik. Penting bagi orang tua untuk mencarikan dan memilihkan sekolah yang tepat untuk pendidikan akhlak bagi anaknya, agar berhasil menjadi anak yang sholeh dan berprestasi yang diharapkan memiliki akhlak mulia.
Kemajuan zaman dan teknologi membawa dampak yang cukup besar terhadap perkembangan suatu daerah, sebagai contoh kecamatan pandaan termasuk kecamatan yang cukup pesat perkembangannya karena banyak industri dan berdekatan dengan kecamatan prigen sebagai pusat pariwisata di pasuruan, berkembangnya kecamatan pandaan dibarengi dengan kemajuan zaman dan teknologi ini membawa dampak yang cukup signifikan, terutama bagi kalangan pelajar dari segi pendidikan dan akhlak.
Salah satu sekolah yang merasakan dampak dari kemajuan zaman dan teknologi adalah SMP Negeri 1 Pandaan. Di sekolah ini banyak siswa yang mengalami penurunan akhlak, diantaranya yaitu menurunnya kesopanan siswa dalam berbicara kepada guru dimana ketika siswa berbicara dengan guru tidak dengan menggunakan bahasa indonesia atau bahasa jawa halus, melainkan menggunakan bahasa yang kasar, kemudian adanya kasus yaitu mencuatnya foto dua siswi SMP Negeri 1 Pandaan di media sosial saat asyik menikmati rokok yang masih menggunakan seragam sekolah baru-baru ini cukup mengejutkan pihak sekolah. Dalam hal ini peran guru sangat dibutuhkan untuk membina dan menguatkan akhlak siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Keluarga yang memang dalam pembinaan akhlaknya kurang akibat kesibukan orang tuanya. Sehingga akhlak dari anak tersebut bisa dibilang kurang dan memerlukan pembinaan dari guru agama, jika pembentukan akhlak ini masih kurang dalam keluarga, berarti pembentukan selanjutnya dapat dikembangkan di sekolah. Sekolah inilah yang nantinya akan memberikan pengembangan terhadap pembentukan akhlak siswa yang selanjutnya dapat dijadikan pegangan oleh para guru khususnya guru pendidikan agama Islam. Karena dengan penanaman akhlak sejak dini akan menghasilkan kader-kader yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.
Terkait dengan adanya deskriptif tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa Di SMP Negeri 1 Pandaan”.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian darilatar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1.    Bagaimana Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlakul karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan?
2.    Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa SMP Negeri 1 Pandaan?

C.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah :
1.    Meneskripsikan Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di SMP Negeri 1 Pandaan.
2.    Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa SMP Negeri 1 Pandaan.

D.  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibedakan menjadi 2 macam, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis
1.    Manfaat Teoritis
a.    Sebagai pengambil kebijakan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengetahui kondisi / tingkah laku siswa sehingga kebijakan yang diambil dapat mengarah pada tujuan yang diharapkan khususnya dalam hal peningkatan akhlakul karimah siswa agar mempunyai nilai-nilai yang sesuai dengan norma agama dan susila
b.    Dapat dijadikan pedoman untuk membina siswa dan intropeksi bagi guru-guru dalam membina pribadi menuju insan yang baik.
2.    Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat penelitian yang diharapkan berguna bagi penerapan keilmuan di lapangan secara langsung. Dalam penelitian ini, Manfaat praktisnya adalah :
a.    Bagi lembaga yang bersangkutan dengan penelitian ini dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi lembaga pendidikan sekolah dalam meningkatkan kualitas khususnya masalah akhlakul karimah.
b.    Bagi guru, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk membina siswa dan intropeksi bagi guru dalam membina pribadi menuju insan yang berakhlakul karimah.
c.    Dalam mengambil kebijakan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengetahui kondisi atau tingkah laku siswa sehingga kebijakan yang diambil dapat mengarah pada tujuan yang diharapkan, khususnya dalam membina akhlak tingkah laku siswa agar mempunyai nilai-nilai yang sesuai dengan norma agama dan susila.

E.  Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan strategi guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan.
Untuk mengatasi terlalu luasnya ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka penelitian ini perlu membatasi permasalahan sebagai berikut :
1.    Obyek dalam penelitian ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan mengenai Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlaqul Karimah Siswa.
2.    Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan Tahun Ajaran 2017/2018.


F.   Orisinalitas Penelitian
Penelitian terdahulu merupakan uraian singkat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah yang sejenis, sehingga diketahui secara jelas posisi dan kontribusi penelitian dilakukan pencarian sementara peneliti menemukan beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Diantara hasil penelitian terdahulu yang pernah diteliti adalah :
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu

No
Nama/judul/tahun penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil
1.
Khusnul Khotimah, Upaya Guru PAI dalam meningkatkan Pembentukan Akhlak Siswa di SMA Negeri 1 Kejayan, Pasuruan 2017
Sama-sama pengkaji tentang Akhlakul Karimah Siswa
Perbedaan ada di tempat. Penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Khotimah di SMAN Negeri 1 Kejayan, Pasuruan, Sedangkan Penulis melakukan penelitian di SMPN 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan.
Upaya Membentuk Akhlakul Karimah Dalam Prosesnya Khusnul Khotimah Melibatkan Kepala Sekolah, Guru PAI dan siswa pada penelitiannya.
2.
Faizatul Munawaroh, Peran Soft Skill Guru PAI dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMP Negeri 3 Nguling Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, 2017
Sama mengkaji tentang akhlak siswa
Perbedaannya lebih menkankan Soft Skill Guru PAI dalam membentuk Akhlak Siswa sedangkan peneliti pada pembinaan akhlak siswa.
Peran Soft Skill dalam membentuk Akhlak siswa Dalam Prosesnya Faiza Melibatkan Kepala Sekolah, Guru PAI dan siswa pada penelitiannya.

G. Definisi Operasional
1.    Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.[12]
2.    Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiyah Daradjat Guru PAI adalah suatu usha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama islam, secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta dapat menjadikan islam sebagai pedoman hidup. Jadi PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini memahami dan mengamalkan Ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.    Pembinaan adalah Pembinaan secara sederhana dapat diartikan sebagai proses menuju tujuan yang hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas akan menimbulkan kekaburan atau ketidakpastian, maka tujuan pembinaan merupakan faktor yang teramat penting dalam proses terwujudnaya Akhlakul karimah siswa.
4.    Akhlakul karimah siswa adalah segala budi pekerti baik yang ditimbulkan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan yang mana sifat itu menjadi budi pekerti yang utama dan dapat meningkatkan harkat dan martabat siswa.

H.  Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami tulisan skripsi ini, penulis membuat sistematika dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I :  Adalah pendahuluan, ini diletakkan pada bab pertama, karena bab ini merupakan gambaran dan pedoman secara singkat dalam penulisan skripsi ini. Dalam bab ini akan diuraikan masalah : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penulisan, Batasan Masalah, Definisi Operasional, Dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : Adalah Kajian Teori yang berisi pembahasan teoritis dari masalah yang diidentifikasi tentang Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Akhlak Siswa yang meliputi : Kedudukan Guru PAI, Syarat Guru PAI, Sifat Guru dalam Pandangan Islam, Tugas Guru PAI, Tanggung Jawab Guru PAI, Pengertian, Dasar, Tujuan, Bentuk dan Manfaat Pembinaan Akhlakul Karimah, Strategi Pembinaan Akhlakul Karimah, Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa.
BAB III : Metode penelitian yang menguraikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Merupakan laporan hasil penelitian yang terdiri dari latar belakang obyek penelitian, pada bab ini membahas masalah hasil penelitian yang menjelaskan gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan analisa data.
BAB V : Pembahasan Penelitian, disajikan pembahasan secara komperhensif dari masalah yang menjadi kajian dalam skripsi ini dengan mengolah data hasil penelitian.
BAB VI : Penutup yang meliputi kesimpulan terakhir sebagai jawaban atas permasalahan yang ada, lampiran-lampiran dan dilengkapi dengan saran-saran yang bersifat konstruktif.


[1] Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta 13220: Bumi Aksara, 2009) hlm.167
[2] Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta 13220: Bumi Aksara, 2014) hlm.27
[3] Zuhairini, dkk, Op Cit,  hlm. 170 ............
[4]H. A. Mustofa,  Akhlak Tasawuf, (Bandung 40253: CV Pustaka Setia, 2014) hlm.16-17
[5] Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan) Hlm. 84
[6] Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006) Hlm. 556
[7] Zakiyah Darajat, dkk, Op, Cit. Hlm. 27
[8] Ibid, Hlm. 27
[9] Ibid, Hlm. 27
[10] Dewi wahyuningsih, Skripsi Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa Di SMPN 1 Ngunut, Tulungagung 2016. Hlm. 3
[11] Ibid, hlm.4,……
[12] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hal. 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar